Menteri ESDM dan Pertamina Bahas Strategi Energi Hadapi Dampak Konflik Iran-Israel

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia akan menggelar rapat bersama PT Pertamina (Persero) guna membahas dampak konflik Iran dan Israel terhadap ketahanan energi nasional, khususnya fluktuasi harga minyak dunia.

Elara | MataMata.com
Rabu, 25 Juni 2025 | 18:30 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia (tengah) memberi keterangan setelah pelantikan di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (25/6/2025). (ANTARA/Putu Indah Savitri)

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia (tengah) memberi keterangan setelah pelantikan di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (25/6/2025). (ANTARA/Putu Indah Savitri)

Matamata.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia akan menggelar rapat bersama PT Pertamina (Persero) guna membahas dampak konflik Iran dan Israel terhadap ketahanan energi nasional, khususnya fluktuasi harga minyak dunia.

"Kami akan membahas langkah-langkah taktis untuk menghadapi dinamika global, terutama yang memengaruhi ketersediaan energi di Indonesia," ujar Bahlil saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (25/6).

Menurut Bahlil, kondisi geopolitik di kawasan Timur Tengah, terutama di sekitar Selat Hormuz, perlu dicermati serius. Pasalnya, sekitar 20 persen distribusi minyak global melalui jalur strategis tersebut.

Ia juga mengungkapkan kekhawatiran terhadap sumur-sumur minyak milik Pertamina yang berada di luar negeri, seperti di kawasan Afrika dan Amerika Latin, yang turut berpotensi terdampak akibat ketegangan di Timur Tengah.

“Sebagian besar pasokan kita berasal dari kawasan tersebut. Karena itu, gangguan sekecil apa pun bisa berpengaruh pada pasokan nasional,” tuturnya.

Sebagai respons, pemerintah mendorong peningkatan produksi atau lifting minyak dan gas bumi dalam negeri sebagai langkah jangka panjang menjaga ketahanan energi.

“Tidak ada pilihan lain. Kita harus meningkatkan lifting meski tantangannya berat,” tegas Bahlil.

Di tengah situasi tersebut, upaya gencatan senjata antara Iran dan Israel masih belum menemukan titik terang. Meski Presiden AS Donald Trump menyebut gencatan senjata akan dimulai pukul 11.00 WIB, Iran menyatakan belum ada kesepakatan resmi.

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menelusuri dugaan penyaluran dana program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate...

news | 15:15 WIB

Kuasa hukum mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, Hotman Paris Hutapea, menegaska...

news | 14:15 WIB

Pemerintah China menepis tuduhan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menuding adanya konspirasi antara China, Rus...

news | 13:00 WIB

Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X memimpin prosesi "Jejak Banon" dalam rangkaian Hajad...

news | 11:15 WIB

Perum Bulog memastikan kualitas stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang mencapai 3,9 juta ton tetap terjaga demi menja...

news | 10:00 WIB

Presiden RI Prabowo Subianto menekankan pentingnya pemerataan investasi dan penciptaan lapangan kerja di seluruh daerah,...

news | 09:15 WIB

Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menyampaikan bahwa pagu anggaran Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tahun ...

news | 08:15 WIB

Sivitas akademika Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang terdiri atas rektor, wakil rektor, dekan, wakil dekan, de...

news | 07:15 WIB

Penasihat Khusus Presiden bidang Pertahanan Nasional Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman angkat bicara terkait isu yang m...

news | 19:15 WIB

Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai menurunkan tim khusus untuk menangani pemulihan korban aksi demonstrasi d...

news | 18:00 WIB
Tampilkan lebih banyak