Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto (kiri) dan Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang) Kemdiktisaintek, Fauzan Adziman (kanan) di sela Peluncuran Program Riset Strategis di Jakarta, Senin (29/9/2025). ANTARA/Sean Filo Muhamad/aa.
Matamata.com - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto mendorong perguruan tinggi di Indonesia untuk lebih aktif mengembangkan riset terapan yang dapat dimanfaatkan langsung oleh dunia industri.
Dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, Brian menegaskan bahwa riset terapan yang terukur, dapat direproduksi (replicable), serta berorientasi pada skala ekonomi, berperan penting dalam meningkatkan inovasi masyarakat agar lebih terstruktur dan memiliki daya saing.
"Setidaknya kita punya marketplace sendiri yang pro terhadap produk Indonesia," ujarnya.
Ia menambahkan, kementeriannya siap mendukung pendanaan riset, dengan catatan hasil penelitian tersebut benar-benar digunakan oleh industri.
"Kita perlu sama-sama riset. Dana riset bisa dari kementerian, tapi harus ada jaminan bahwa hasilnya terpakai," tegas Brian.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya memperkuat pendekatan interdisipliner yang menghubungkan bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) dengan ilmu sosial humaniora.
Menurut Brian, penguasaan fundamental STEM tetap menjadi dasar, namun harus diimbangi dengan wawasan bisnis, kebijakan, dan aspek sosial agar hasil inovasi dapat lebih cepat terserap pasar.
"Mahasiswa teknik perlu juga memahami ekosistem kebijakan dan pasar. Jadi tidak hanya membuat, tapi juga bisa memengaruhi dan mendorong pemanfaatannya," jelasnya.
Melalui penguatan pendidikan STEM, Brian berharap lahirnya gagasan-gagasan baru yang dapat memperkuat peran perguruan tinggi dalam menjawab tantangan industrialisasi nasional.
Baca Juga: Gubernur Jabar Ajak ASN dan Masyarakat Sisihkan Rp1.000 Per Hari untuk Pendidikan dan Kesehatan