Komnas HAM Dorong Revisi UU PPMI: Perkuat Peran Pemerintah dan Perlindungan Migran

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) merekomendasikan agar revisi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (UU PPMI) lebih menekankan pada penguatan peran pemerintah serta koordinasi antarlembaga.

Elara | MataMata.com
Rabu, 20 Agustus 2025 | 15:15 WIB
Ketua Komnas HAM Anis Hidayah. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc/aa.

Ketua Komnas HAM Anis Hidayah. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc/aa.

Matamata.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) merekomendasikan agar revisi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (UU PPMI) lebih menekankan pada penguatan peran pemerintah serta koordinasi antarlembaga.

"Secara umum, Komnas HAM menyampaikan beberapa rekomendasi kunci agar revisi Undang-Undang PPMI memperkuat peran pemerintah sebagai pengemban kewajiban utama dan koordinasi antarlembaga melalui sistem informasi migrasi terpadu," ujar Ketua Komnas HAM, Anis Hidayah, di Jakarta, Rabu.

Rekomendasi tersebut disusun berdasarkan hasil kajian yang menggunakan data aduan terkini, forum diskusi, survei lapangan, hingga wawancara dengan berbagai pihak.

Komnas HAM menemukan sejumlah persoalan dalam tiga tahap migrasi pekerja. Pada tahap pra-kerja, masih banyak calo akibat minimnya informasi resmi, lemahnya sistem migrasi, penahanan dokumen pribadi, hingga kurangnya pengawasan. Sementara dalam tahap bekerja, perlindungan dinilai belum memadai, pendampingan hukum gratis masih terbatas, jaminan sosial belum optimal, serta kondisi kerja kerap tidak layak. Adapun setelah bekerja, masalah yang muncul meliputi ketiadaan mekanisme restitusi, program reintegrasi yang belum komprehensif, dan rendahnya pelaporan data kepulangan PMI.

"Dalam kajian, Komnas HAM memberikan rekomendasi secara spesifik pada setiap temuan mengenai substansi pasal atau ketentuan yang perlu ditambahkan atau diubah agar sesuai dengan prinsip-prinsip HAM dan gender," tambah Anis.

Selain memperkuat peran pemerintah, Komnas HAM juga mendorong agar revisi UU PPMI memperjelas batas tanggung jawab perusahaan penempatan pekerja migran (P3MI), mengatur pengelolaan deposito secara transparan, serta memperluas hak-hak pekerja migran dan keluarganya.

Rekomendasi lain adalah memperkuat mekanisme pengawasan di setiap tahap migrasi, penempatan atase ketenagakerjaan di perwakilan Indonesia di luar negeri, hingga menjamin kebijakan penempatan yang adil, transparan, dan bebas eksploitasi.

"Program reintegrasi dan rehabilitasi berkelanjutan juga perlu dirancang lebih partisipatif dengan melibatkan berbagai pihak, demi memulihkan harkat dan kemandirian purna-PMI serta memastikan keterhubungan dengan jejaring dukungan komunitas di daerah asal," jelas Anis.

Komnas HAM telah menyerahkan hasil kajian dan rekomendasi tersebut kepada Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Selanjutnya, rekomendasi juga akan disampaikan kepada Badan Legislasi DPR RI dan Komisi IX DPR RI sebagai bahan rujukan strategis dalam pembahasan revisi.

"Revisi ini harus mampu menjawab kompleksitas migrasi tenaga kerja, memperkuat perlindungan bagi sektor rentan, dan memastikan kesetaraan gender dalam setiap tahap migrasi," kata Anis.

Baca Juga: Inosentius Samsul Janji Jaga MK dari Putusan Kontroversial

Ia menegaskan Komnas HAM akan terus mengawal proses legislasi ini bersama serikat pekerja migran, lembaga negara HAM, dan organisasi masyarakat sipil. "RUU PPMI harus benar-benar menjadi instrumen hukum progresif yang melindungi martabat PMI beserta keluarganya, menutup ruang eksploitasi, dan menghadirkan keadilan substantif," pungkasnya. (Antara)

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti perbedaan arah kebijakan ekonomi antara pemerintahan Presiden ke-6 RI Su...

news | 16:30 WIB

Presiden RI Prabowo Subianto meminta Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk meninjau kembali Peraturan Pemerintah (...

news | 15:15 WIB

Momen yang ditunggu para penggemar Apple akhirnya tiba. Tepat pukul 00.01 WIB, seri terbaru iPhone 17 resmi dirilis di I...

news | 14:15 WIB

Pemerintah China menegaskan akan tetap melanjutkan kerja sama di bidang perdagangan dan energi dengan Rusia, meski Presi...

news | 13:15 WIB

Pelatih asal Belanda, Patrick Kluivert, mengungkapkan rasa kecewa dan penyesalannya setelah PSSI resmi mengakhiri kontra...

news | 12:00 WIB

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto akan segera men...

news | 11:15 WIB

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyampaikan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah memberikan ...

news | 10:15 WIB

Istana Kepresidenan menyatakan dukungan terhadap langkah Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang memutus kerj...

news | 09:30 WIB

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengapresiasi revitalisasi Pasar Rakyat Jailolo di Desa Guaemaadu, Kecamatan Jailo...

news | 08:15 WIB

Presiden RI Prabowo Subianto memerintahkan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto untuk menyiapk...

news | 07:00 WIB