Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (27/8). ANTARA/Desca Lidya Natalia
Matamata.com - Pemerintah China menyatakan kesiapannya menjalin kerja sama lebih erat dengan Brasil serta negara-negara Amerika Latin dan Karibia, menyusul keputusan Amerika Serikat yang akan memberlakukan tarif impor sebesar 50 persen terhadap produk Brasil mulai 1 Agustus 2025.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menegaskan bahwa kebijakan tarif yang bersifat sepihak tidak akan membawa keuntungan bagi siapa pun.
"Saya ingin menekankan bahwa perang tarif tidak mengenal pemenang, dan praktik unilateral tidak menguntungkan siapa pun. China siap bekerja sama dengan Brasil, negara-negara Amerika Latin dan Karibia lainnya," ujar Guo dalam konferensi pers di Beijing, Senin (27/8).
Keputusan tarif tinggi itu diumumkan langsung oleh Presiden AS Donald Trump, yang mengekspresikan kemarahannya atas persidangan mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro. Trump bahkan menyebut proses hukum tersebut sebagai "aib internasional".
“Persidangan ini seharusnya tidak terjadi. Ini adalah perburuan penyihir yang harus dihentikan SEGERA!” tegas Trump dalam suratnya kepada Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva.
Selain menjalin kemitraan kawasan, China juga menyatakan keterbukaannya untuk memperkuat kerja sama bilateral dengan Brasil, terutama di sektor penerbangan melalui perusahaan pesawat asal Brasil, Embraer.
“China mementingkan kerja sama yang berorientasi pada hasil dengan Brasil, termasuk kerja sama di bidang penerbangan. Kami siap untuk mempromosikan kerja sama yang relevan berdasarkan prinsip-prinsip pasar dan memberikan dorongan bagi pembangunan nasional masing-masing,” kata Guo Jiakun.
China juga menyatakan akan terus memperkuat kolaborasi dalam kerangka BRICS untuk menjaga sistem perdagangan multilateral yang berbasis pada WTO serta menjunjung keadilan internasional.
Sementara itu, Bolsonaro dan tujuh orang lainnya resmi didakwa atas tuduhan percobaan kudeta. Mahkamah Agung Brasil memutuskan secara bulat bahwa kasus tersebut layak disidangkan secara pidana. Jika terbukti bersalah, Bolsonaro bisa menghadapi hukuman penjara hingga 30 tahun.
Trump dalam pernyataannya turut mengkritik keputusan Mahkamah Agung Brasil yang menurutnya melakukan sensor terhadap platform media sosial asal AS dan menyebutnya sebagai bentuk pelanggaran terhadap prinsip pemilu bebas serta kebebasan berpendapat.
Akibat dua hal tersebut—persidangan Bolsonaro dan sensor digital—Trump memutuskan untuk menerapkan tarif 50 persen terhadap semua produk asal Brasil. Bahkan, produk Brasil yang masuk ke AS melalui negara ketiga pun tetap dikenakan tarif tinggi.
Baca Juga: Kepala Sucofindo Bengkulu dan Direktur Tambang Ditetapkan Tersangka Korupsi Batu Bara Rp500 Miliar
Trump menyatakan bahwa tarif ini bertujuan untuk mengoreksi defisit perdagangan AS terhadap Brasil. Pada 2024, nilai perdagangan dua arah antara kedua negara mencapai 92 miliar dolar AS, dengan AS mencatat surplus sebesar 7,4 miliar dolar AS.
“Angka 50 persen itu sebenarnya jauh lebih kecil dibanding yang dibutuhkan untuk menciptakan Lapangan Bermain yang Setara dengan Negara Anda,” ucap Trump.
Namun, Trump menambahkan bahwa jika Brasil atau perusahaan asal Brasil memilih untuk membangun fasilitas produksi di AS, maka tarif tersebut tidak akan diberlakukan. Sebaliknya, jika Brasil memberlakukan tarif terhadap produk AS, maka AS akan menambahkan nilai tersebut ke dalam tarif 50 persen yang dikenakan. (Antara)