Menteri Kebudayaan Fadli Zon. ANTARA/HO-Kementerian Kebudayaan
Matamata.com - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan pentingnya melestarikan warisan sejarah para tokoh bangsa, termasuk peran aktif dari para pewaris tokoh tersebut.
“Kalau kita lihat museum yang didasarkan dari perjalanan seperti Pak Soesilo Soedarman ini bisa diikuti juga oleh para tokoh-tokoh lain dan juga oleh para pewarisnya. Kita bisa mewarisi sejarah yang luar biasa dan banyak cerita yang tidak hilang,” ujar Fadli dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Museum Soesilo Soedarman di Cilacap, Jawa Tengah, diresmikan pada tahun 2000 sebagai penghormatan untuk almarhum Jenderal Soesilo Soedarman (1928–1997). Sosok militer kelahiran 10 November 1928 itu pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan pada Kabinet Pembangunan VI (1994–1997), Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi pada Kabinet Pembangunan V (1988–1993), serta Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (1986–1988).
Museum tersebut menyimpan beragam memorabilia dan artefak, mulai dari senjata, mobil dinas, seragam militer, hingga koleksi foto perjalanan Soesilo Soedarman sebagai perwira TNI dan pejabat publik.
Dalam kunjungan budaya itu, Fadli juga menyambangi Museum Pusaka Kalibening di Banyumas, Jawa Tengah. Museum ini menyimpan 724 koleksi pusaka yang berasal dari sumbangan warga, di antaranya keris, pedang, tongkat, hingga kitab kuno.
Saat ini, Museum Pusaka Kalibening tengah melaksanakan tradisi jamasan pusaka, yaitu ritual tahunan membersihkan dan merawat pusaka peninggalan leluhur seperti keris dan tombak. Berbeda dengan tradisi umum yang dilakukan pada bulan Suro (Muharram), di Kalibening ritual ini digelar pada bulan Maulid.
Kegiatan tersebut menjadi pengingat pentingnya peran museum tidak hanya sebagai ruang edukasi, tetapi juga sebagai pusat pelestarian sejarah, budaya, dan kearifan lokal. Pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan pun berkomitmen menjadikan museum sebagai pusat pelindungan lintas generasi. (Antara)