Tanggul beton bagian dari konstruksi pembangunan Pelabuhan Umum oleh PT Karya Citra Nusantara (KCN) di perairan Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (12/9/2025). ANTARA/Harianto
Matamata.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan bahwa tanggul beton yang berdiri di perairan Cilincing, Jakarta Utara, bukan bagian dari proyek Tanggul Laut Raksasa (Giant Sea Wall), melainkan proyek reklamasi milik PT Karya Citra Nusantara (KCN) untuk pembangunan pelabuhan umum.
"Ini kan kita konteksnya bukan tanggul laut Giant Sea Wall, tapi tanggul lautnya KCN," kata Direktur Pengendalian Penataan Ruang Laut Ditjen Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut KKP, Fajar Kurniawan, dalam klarifikasi yang digelar bersama Pemerintah Pusat dan PT KCN, Jumat (13/9).
Isu mengenai pembangunan tanggul beton di Cilincing sebelumnya ramai diperbincangkan di media sosial karena disebut sebagai bagian dari Giant Sea Wall.
KKP menjelaskan, PT KCN telah mengantongi izin persetujuan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang laut (PKKPRL) untuk pembangunan pelabuhan umum di Cilincing sejak 2023.
Fajar menekankan pentingnya sosialisasi kepada masyarakat sekitar agar tidak muncul kesalahpahaman maupun penolakan di kemudian hari.
"Yang terkait dengan sosialisasi ini, nanti Pak Widodo yang menjawab apakah sudah dilakukan atau tidak. Tapi kalau belum, mungkin saya dorong. Karena maksud baik belum tentu diterima baik oleh banyak pihak," ujarnya.
Menurutnya, komunikasi terbuka dengan masyarakat pesisir sangat penting, karena keberhasilan proyek tidak hanya ditentukan aspek teknis, tetapi juga penerimaan sosial.
"Jadi kalau belum, Pak Widodo (Direktur Utama PT KCN Widodo Setiadi) mungkin saatnya mensosialisasikan rencana kegiatan ke masyarakat sekitar sehingga tidak terkaget-kaget dan kemudian jadi mispersepsi," kata Fajar.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT KCN, Widodo Setiadi, mengklaim pihaknya sudah melakukan sosialisasi sejak lama. "Nah, pertanyaan apakah kami sudah melakukan sosialisasi? Tentu kami lakukan," ujar Widodo.
Ia menyebut sosialisasi telah dilakukan sejak 2007 dan mendapat dukungan dari Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia. Pembangunan pelabuhan dimulai pada 2010, dan saat ini progresnya sudah mencapai 70 persen.
Baca Juga: Review Film Perempuan Pembawa Sial, Horor Mistis Jawa yang Angkat Mitos Bahu Laweyan
Widodo menjelaskan, pier (dermaga) pertama hampir rampung, pier kedua ditargetkan selesai pada 2025, dan pier ketiga pada 2026. Namun, pembangunan pier ketiga menimbulkan perhatian publik karena adanya struktur beton.
"Di pier tiga yang ini sekarang jadi ramai, isunya ada tanggul beton, itu kalau kita lihat itu 'breakwater' bagian dari pembangunan pelabuhan," jelasnya. (Antara)