Review Film Perempuan Pembawa Sial, Horor Mistis Jawa yang Angkat Mitos Bahu Laweyan

"Perempuan Pembawa Sial" menawarkan paket lengkap horor yang kental dengan budaya Jawa.

Yohanes Endra | Shevinna Putti | MataMata.com
Sabtu, 13 September 2025 | 09:07 WIB
Review Film Perempuan Pembawa Sial. [ist]

Review Film Perempuan Pembawa Sial. [ist]

Baca 10 Detik

Matamata.com - Jagat perfilman horor Tanah Air akan dimeriahkan dengan kehadiran film "Perempuan Pembawa Sial" garapan IDN Pictures. 

Film horor "Perempuan Pembawa Sial" ini siap menghantui bioskop seluruh Indonesia pada 18 September 2025.

Namun sebelum itu, film horor ini baru saja menggelar screening spesial di Cinepolis Lippo Plaza Yogyakarta pada Kamis (11/9/2025) yang dihadiri awak media, komunitas film, hingga pecinta film horor.

Bukan cuma menjanjikan jumpscare bertubi-tubi, "Perempuan Pembawa Sial" menawarkan paket lengkap horor yang kental dengan budaya Jawa. 

Bayangkan saja, mitos kuno Bahu Laweyan yang jarang diangkat ke layar lebar, kini disulap jadi teror mematikan berdurasi 1 jam 37 menit dalam film Perempuan Pembawa Sial.

Mitos Bahu Laweyan Jadi Kutukan Mengerikan yang Menghantui Mirah

Review Film Perempuan Pembawa Sial. [ist]
Review Film Perempuan Pembawa Sial. [ist]

Film ini berpusat pada Mirah (Raihaanun), perempuan yang dikutuk oleh adik tirinya, Puti (Clara Bernadeth) karena dendam masa lalu.

Kutukan tersebut membuat setiap pria yang menikahi dan berhubungan dengan Mirah selalu berakhir tragis meregang nyawa. 

Karena itulah, Mirah dijauhi masyarakat dan dicap sebagai "Perempuan Pembawa Sial". 

Namun di tengah kesendiriannya menghadapi kutukan, Mirah menemukan cinta dari Bana (Morgan Oey), pemilik warung makan Padang yang tulus menerimanya. Sayang, kebahagiaan itu tak bertahan lama. 

Baca Juga: Yusril: Pembentukan TGPF Kerusuhan Demo Agustus Tunggu Keputusan Presiden

"Perempuan Pembawa Sial" bukan sekadar film horor biasa. Fajar Nugros sebagai sutradara, mengemas cerita ini dengan apik, menggabungkan cerita rakyat, mitos, dan budaya Jawa dengan sentuhan sinematografi modern. 

Penonton tak hanya diajak merasakan teror, tapi juga diajak menyelami pergulatan batin Mirah yang berjuang melawan kutukan dan stigma masyarakat.

Sentuhan Magis Didik Nini Thowok Bikin Film Makin Keramat

Review Film Perempuan Pembawa Sial. [ist]
Review Film Perempuan Pembawa Sial. [ist]

Salah satu daya tarik utama film ini adalah kehadiran maestro tari legendaris asal Yogyakarta, Didik Nini Thowok. 

Lewat perannya sebagai Mbah Warso, seorang perias pengantin sekaligus dukun, Didik Nini Thowok berhasil membawa energi keramat dan jiwa tradisi yang mendalam.

Didik Nini Thowok atau yang akrab disapa Eyang diketahui sangat serius dalam memerankan Mbah Warso, yang menjadi salah satu tokoh kunci dalam film horor tersebut.

Mantra dan koreografi yang digunakannya bukan asal-asalan, bahkan beberapa istilah harus diubah agar tidak memanggil energi yang tidak diinginkan.

Bahkan, Rukman Rosadi juga turut merasakan energi yang berbeda di udara ketika proses syuting Didi Nini Thowok mengenakan kostum ritualnya.

Meski penuh dengan jumpscare, film "Perempuan Pembawa Sial" tak melulu mengandalkan teror visual. 

Film ini menawarkan lapisan cerita yang lebih dalam dengan detail-detail kecil yang berhasil membawa penonton tenggelam dalam misterinya.

Tak hanya menyeramkan, "Perempuan Pembawa Sial" juga penuh makna budaya dan spiritualitas Jawa.

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Menata masa depan seni cetak grafis tanah air bersama Devfto Printmaking Institute sebagai Special Project ARTJOG 2025....

life | 10:56 WIB

Synchronize Fest terwujud begitu nyata, salah satunya melalui hadirnya banyak program konsep pertunjukan spesial yang ju...

life | 14:25 WIB

JF3 Food Festival 2025 menghadirkan 100 tenant kuliner legendaris dari berbagai daerah di Indonesia....

life | 17:32 WIB

Meluluhkan hati atasan juga dapat membantu menciptakan suasana kerja yang lebih nyaman dan mengurangi tekanan....

life | 11:07 WIB

Film Rangga & Cinta yang akan menjadi bagian dari A Window on Asian Cinema....

life | 13:22 WIB

48 kuda menjadi yang terbaik, raih total hadiah Rp425 juta....

life | 15:11 WIB

Pagelaran ini Menyatukan 1.500 Seniman, Orkestra Kelas Dunia, Koreografi Baru, Kostum Megah, Efek Teatrikal yang Spektak...

life | 09:00 WIB

86 kuda dari tujuh provinsi akan berlaga dalam 16 kelas, perebutkan total hadiah Rp425 juta...

life | 14:37 WIB

Terpilihnya Pangku untuk ditayangkan di BIFF 2025 membuktikan kepiawaian artistik Reza Rahadian....

life | 11:33 WIB

Kristo Immanuel kini melangkah ke babak baru yang tak kalah menantang...

life | 15:48 WIB
Tampilkan lebih banyak