Pengguna QRIS di Riau Tembus 1,1 Juta, BI Luncurkan Fitur Tap NFC

Bank Indonesia (BI) mencatat jumlah pengguna Quick Response Indonesian Standard (QRIS) di Provinsi Riau telah menembus 1,1 juta orang. Angka tersebut tumbuh hampir 19 persen secara tahunan (year on year).

Elara | MataMata.com
Sabtu, 09 Agustus 2025 | 12:15 WIB
Kepala BI Perwakilan Riau Panji Ahmad saat memberikan sambutan pada Riau Economic Forum. ANTARA/Bayu Agustari Adha

Kepala BI Perwakilan Riau Panji Ahmad saat memberikan sambutan pada Riau Economic Forum. ANTARA/Bayu Agustari Adha

Matamata.com - Bank Indonesia (BI) mencatat jumlah pengguna Quick Response Indonesian Standard (QRIS) di Provinsi Riau telah menembus 1,1 juta orang. Angka tersebut tumbuh hampir 19 persen secara tahunan (year on year).

Kepala Perwakilan BI Riau, Panji Ahmad, mengatakan pihaknya terus memperluas penerapan pembayaran digital di daerah. Realisasi penggunaan QRIS di Riau bahkan telah meningkat lebih dari 800 persen.

“Perluasan realisasi penggunaan QRIS di Riau telah lebih dari 800 persen dan tumbuh hampir 19 persen year on year dengan pengguna terus meningkat hingga lebih dari 1,1 juta pengguna,” ujarnya dalam Riau Economic Forum di Pekanbaru, Jumat (8/8).

Dalam kesempatan itu, BI juga meluncurkan QRIS Tap yang menggunakan teknologi Near Field Communication (NFC). Fitur ini memudahkan transaksi cukup dengan menempelkan perangkat (tap). Secara nasional, QRIS Tap telah diluncurkan sejak Maret 2025.

Menurut Panji, Riau memiliki posisi strategis dari lereng Bukit Barisan hingga Selat Malaka. Kondisi ini menguntungkan aktivitas pelabuhan, ditambah bonus demografi yang signifikan.

“65 persen penduduk usia produktif, ekonomi Riau 4,59 persen secara tahunan. Capaian ini masih menjadikan Riau dengan produk domestik regional bruto terbesar keenam di Indonesia dan nomor dua terbesar di luar Pulau Jawa,” jelasnya.

Hingga Juni 2025, nilai investasi di Riau mencapai hampir Rp13 triliun, terbesar di Sumatera dan peringkat sembilan nasional. Inflasi di daerah ini stabil, meski masih menghadapi tantangan ketergantungan pasokan pangan.

Sementara itu, Gubernur Riau Abdul Wahid mengatakan, pertumbuhan ekonomi Riau ditopang oleh tiga sektor utama, yakni minyak dan gas bumi, perkebunan sawit, serta industri bubur kertas.

“Ini bisa berkelanjutan kalau didukung hilirisasi yang maksimal melalui tiga koridor ekonomi Riau, yakni utara, selatan, dan tengah. Untuk inflasi memang cabai dan sayur dari Sumatera Barat ini perlu upaya kuat untuk bisa swasembada,” ujarnya. (Antara)

Baca Juga: Gibran Minta Pemerintah Desa Dukung Program Strategis Nasional

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Kurniasih Mufidayati, mengapresiasi langkah Presiden Prabowo Subianto yang merehabilitasi d...

news | 17:00 WIB

Polda Metro Jaya memastikan proses pemeriksaan terhadap tersangka Roy Suryo (RS), Rismon Sianipar Hasiholan (RH), dan Ti...

news | 16:15 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) siap melaksanakan uji jalan program B50, bahan bakar nabati dengan kan...

news | 14:15 WIB

Juru Bicara Hashim Djojohadikusumo, Ariseno Ridhwan, meminta publik mewaspadai akun media sosial yang mengatasnamakan Ha...

news | 13:00 WIB

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid meminta para kepala daerah untuk ...

news | 10:15 WIB

Dewan Pers menegaskan bahwa konten yang diunggah melalui media sosial milik perusahaan pers tetap tergolong produk jurna...

news | 09:00 WIB

Kepala Ekonom The Indonesia Economic Intelligence (IEI) Sunarsip menilai kebijakan ekonomi Menteri Keuangan Purbaya Yudh...

news | 08:00 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan dua area pertambangan PT Freeport Indonesia, yakni Deep Mil...

news | 07:00 WIB

Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra menyebut putusan Mahkamah Konst...

news | 06:00 WIB

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memulangkan sebanyak 300 warga negara Indonesia (WNI) dan pekerja migran Indonesia (P...

news | 16:00 WIB