Menteri Pembangunan Internasional sekaligus Menteri Multikultural Australia Anne Aly (tengah) dalam kunjungan di Masjid Istiqlal Jakarta, Senin (4/8/2025). ANTARA/Katriana
Matamata.com - Menteri Pembangunan Internasional sekaligus Menteri Multikultural Australia, Anne Aly, menekankan bahwa kesuksesan negaranya sebagai bangsa multikultural adalah hasil dari upaya kolektif, bukan sesuatu yang terjadi secara kebetulan.
"Australia memiliki sejarah multikulturalisme yang panjang," ujar Anne Aly saat mengunjungi Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (4/8).
Menurutnya, Australia dihuni oleh masyarakat yang berasal dari berbagai negara dan latar belakang agama. Ia bahkan menyebut negaranya sebagai “negara multikultural yang sangat sukses”.
"Pencapaian itu bukan karena kebetulan, tetapi masyarakatnya berupaya keras untuk memastikan adanya rasa hormat kepada semua orang yang hidup di negara itu," jelasnya.
Anne juga menekankan bahwa di Australia, latar belakang seseorang bukan penghalang untuk meraih posisi tertinggi, termasuk di pemerintahan.
"Tak peduli dari mana asalmu, tak peduli di mana kau dilahirkan, tak peduli di mana orang tuamu dilahirkan," ujarnya.
Menteri kelahiran Mesir itu membagikan kisah pribadinya sebagai bukti nyata prinsip tersebut.
"Keluarga saya datang ke Australia dari Mesir ketika saya berusia dua tahun. Baru berusia dua tahun. Dan bahkan sebagai seseorang yang datang dari luar negeri, yang lahir di Mesir dan seorang Muslim, saya telah menjadi anggota pemerintahan dan menteri di kabinet," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Anne Aly didampingi Duta Besar Australia untuk Indonesia, Rod Brazier. Ia turut menyerahkan ratusan koleksi buku ke Pojok Baca Australia (Australian Reading Corner) di Perpustakaan Masjid Istiqlal.
Penyerahan buku ini merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat hubungan antarumat beragama serta meningkatkan pemahaman lintas budaya antara Australia dan Indonesia.
Baca Juga: Menhut Libatkan Kampus dan Warga Sekitar dalam Kelola Hutan Berkelanjutan
Selain itu, Anne Aly juga menyempatkan diri berbincang dengan anak-anak Madrasah Masjid Istiqlal, menabuh bedug, serta mengunjungi Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral Jakarta, simbol kerukunan antarumat beragama di Indonesia. (Antara)