Ria Ricis (Instagram/@riaricis1795)
“Biasanya, ketika kami dihubungi untuk kolaborasi, pasti meminta syarat dan ketentuan sebagai bentuk transparansi dan kesepakatan kedua belah pihak,” terang Rama.
Di sisi lain, Ricis sendiri memberikan klarifikasi terkait pernyataannya yang dianggap meremehkan proses kerja sama bisnis. Ia mengaku tidak bermaksud menyinggung pihak manapun dan mengatakan, "Saya hanya ingin membantu mempromosikan pelaku UMKM, bukan ingin mempersulit. Tapi ternyata responnya di luar dugaan," kata Ricis.
Namun, klarifikasi tersebut rupanya belum cukup meredam kritik publik. Banyak pengamat berpendapat, kasus ini seharusnya bisa menjadi pelajaran bersama tentang pentingnya komunikasi profesional serta etika dalam bekerja sama, terlebih di ranah digital yang serba transparan.
Ada pula dukungan yang justru dialamatkan kepada tim Rama Batik, lantaran mereka dinilai sudah berupaya menjaga koridor profesional dengan meminta kejelasan kerja sama, apalagi mengingat kolaborasi dengan artis besar tentu membawa implikasi tertentu.
Peristiwa ini akhirnya menjadi bahan perbincangan lebih luas mengenai pola kerja sama antara influencer dan bisnis lokal. “Kolaborasi tidak mengenal besar kecilnya nama, semua butuh transparansi dan kesepahaman,” tambah Rama.
Insiden Ria Ricis dan Rama Batik ini menyiratkan pentingnya profesionalisme dan komunikasi terbuka, baik bagi pelaku usaha, selebritas, ataupun influencer. Momen ini diharapkan dapat menjadi refleksi bersama agar kasus serupa tak terulang di kemudian hari, serta memperkuat ekosistem bisnis dan kolaborasi yang sehat di Indonesia.