Penasihat Khusus Presiden urusan Pertahanan Nasional Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman saat menyampaikan keterangan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (4/9/2025). (ANTARA/Andi Firdaus)
Matamata.com - Penasihat Khusus Presiden bidang Pertahanan Nasional Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman angkat bicara terkait isu yang menyebut anggota Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI terlibat sebagai provokator dalam aksi demonstrasi.
Saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, Dudung menegaskan dirinya belum bisa memastikan kebenaran informasi tersebut.
“Itu keabsahannya juga saya masih belum monitor ya. Apakah itu benar apa tidaknya, walaupun memang ada yang ditangkap,” ujarnya usai menghadiri rapat bersama Presiden RI Prabowo Subianto.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu menjelaskan, keberadaan intelijen di lapangan merupakan hal yang wajar untuk memantau perkembangan situasi. Ia menekankan, TNI tidak memiliki tujuan lain selain memantau kondisi agar dapat menyiapkan langkah jika diminta membantu kepolisian.
"Informasi-informasi itu mungkin dari kelompok intelijen yang bisa masuk ke dalam,” katanya.
Terkait kabar penangkapan anggota BAIS, Dudung mengaku belum menerima laporan resmi. Ia menyebut Wakil Panglima TNI sudah lebih dulu memberikan keterangan, sementara dirinya masih menunggu kejelasan dari pihak TNI.
“Pernyataan dari pihak TNI sendiri sampai sekarang saya belum tahu,” ujarnya.
Isu mengenai penangkapan anggota BAIS TNI mencuat di media sosial. Unggahan tersebut menampilkan foto seorang pria yang diamankan berikut kartu identitas BAIS, dengan klaim penangkapan terjadi di Pejompongan, Jakarta, pada 29 Agustus 2025.