Arsip foto - Mobil kepresidenan Maung Garuda yang membawa Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri China Li Qiang saat menuju jamuan makan siang di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (25/5/2025). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.
Matamata.com - Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, menilai rencana Presiden RI Prabowo Subianto untuk membangun pabrik mobil nasional merupakan momentum paling serius dalam upaya membangkitkan industri otomotif dalam negeri.
“Ini tentunya merupakan momentum strategis bagi kebangkitan industri otomotif nasional jika dijalankan secara serius oleh semua pembantu Presiden,” ujar Yannes saat dihubungi di Jakarta, Selasa (21/10).
Menurut Yannes, inisiatif tersebut bukan sekadar pendirian fasilitas produksi, tetapi juga penegasan arah baru Indonesia menuju kemandirian di bidang teknologi, manufaktur, dan rantai pasok industri kendaraan.
“Cita-cita ini juga merupakan momen paling serius yang diniatkan pimpinan negara Indonesia saat ini,” tambahnya.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas kementerian serta penguatan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di sektor otomotif agar cita-cita ini dapat terwujud.
“Jika dijalankan dengan konsisten dan diisi oleh orang-orang yang commit dan kompeten, swasta yang nasionalis, dan perguruan tinggi teknologi terunggul di Indonesia, maka Indonesia dalam waktu singkat tidak lagi sekadar menjadi nett market, tetapi bisa eksis menjadi pemain aktif dalam rantai nilai global,” jelasnya.
Lebih lanjut, Yannes menyebut keberhasilan proyek tersebut dapat memberikan dampak positif bagi industri lokal. Di antaranya peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) melalui keterlibatan produsen suku cadang lokal serta tumbuhnya minat investasi baru.
“Dengan hadirnya mobil buatan dalam negeri juga nantinya bakal mengundang investor baru yang menaruh kepercayaan untuk berinvestasi besar dalam membangun pabrik mulai dari pusat R&D hingga produksinya di Tanah Air,” ujarnya.
Ia menambahkan, pengembangan mobil nasional juga berpotensi membuka banyak lapangan kerja berkeahlian tinggi serta mendorong transfer teknologi ke SDM lokal.
“Ini akan menjadi peluang besar dalam penciptaan lapangan kerja berkeahlian tinggi yang pengembangan sumber daya manusia (SDM)-nya didukung oleh pendidikan tinggi terbaik teknologi yang ada di Indonesia, tumbuhnya ekosistem pemasok lokal yang terlepas dari kungkungan aturan prinsipal luar negeri, dan terjadinya transfer teknologi,” kata Yannes.
Baca Juga: DPR Apresiasi Kejagung Kembalikan Rp13 Triliun, Minta KPK dan Polri Lakukan Hal Serupa
“Lebih dari sekadar istilah mobil nasional, inisiatif ini dapat menjadi tonggak reindustrialisasi nasional yang memperkuat kedaulatan ekonomi dan daya saing kita di kancah regional dan global tentunya,” lanjutnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo menyampaikan bahwa pemerintah telah memulai langkah awal untuk menghadirkan mobil buatan Indonesia dalam tiga tahun mendatang.
"Saudara-saudara belum merupakan prestasi tapi sudah kita mulai rintis. Kita akan punya mobil buatan Indonesia dalam tiga tahun yang akan datang," kata Prabowo dalam pidato pengantar Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10).
Presiden juga menyebut pemerintah telah menyiapkan dana dan lahan untuk pembangunan pabrik mobil nasional, dan tim pengembang kini tengah bekerja mempersiapkan tahapan awal proyek tersebut.
Ia mencontohkan kendaraan taktis ringan Maung yang diproduksi PT Pindad sebagai bukti kemampuan industri dalam negeri.
"Jadi sekarang pejabat-pejabat kita, perwira-perwira kita bangga kita tidak pakai jip buatan negara lain. Kita pakai jip buatan Indonesia sendiri. Komandan pasukan kita, kalau naik kendaraan pimpin pasukan dia bangga dia pakai jip buatan Indonesia," ujar Prabowo.
Prabowo juga mendorong agar penggunaan kendaraan buatan dalam negeri diterapkan secara luas di lingkungan pemerintahan dan militer. (Antara)