Menteri Agama Nasaruddin Umar seusai meninjau pelaksanaan Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Ponpes Asshiddiqiyah, Jakarta, Senin (4/8/2025). ANTARA/Asep Firmansyah
Matamata.com - Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa menjaga kesehatan merupakan bagian penting dari ajaran Islam. Menurutnya, banyak ayat Al-Qur'an yang menekankan pentingnya kebersihan dan kesehatan sebagai bagian dari ibadah, bukan hanya sekadar urusan duniawi.
"Menjaga kebersihan dan kesehatan bukan hanya soal duniawi, tapi juga bagian dari ibadah. Bahkan menjaga jiwa (hifdzun nafs) menjadi salah satu maqashidus syariah," ujar Nasaruddin saat meninjau pelaksanaan Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Jakarta, Senin (4/8).
Ia berharap program CKG yang merupakan salah satu inisiatif unggulan Presiden Prabowo Subianto ini dapat menjadi sarana deteksi dini gangguan kesehatan di kalangan santri. Menurutnya, sejumlah laporan menunjukkan adanya masalah kesehatan yang dialami santri, seperti gangguan pada mata akibat kebiasaan membaca yang kurang tepat.
"Maka kegiatan ini sangat penting agar para santri bisa terus belajar dalam kondisi fisik yang sehat," kata Imam Besar Masjid Istiqlal tersebut.
Nasaruddin menambahkan, kualitas sumber daya manusia (SDM) tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan dan akhlak, tetapi juga harus ditopang oleh kesehatan fisik yang prima.
"Program ini adalah upaya strategis membentuk SDM unggul masa depan. Sebab kecerdasan tidak akan optimal jika kondisi tubuh tidak sehat. Maka, mari kita jadikan program CKG ini sebagai pengingat untuk semakin peduli terhadap kesehatan diri dan lingkungan sekitar," tuturnya.
Senada dengan Menag, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Amien Suyitno mengungkapkan bahwa saat ini terdapat lebih dari 352 ribu lembaga pendidikan keagamaan Islam di bawah koordinasi Kemenag, dengan total santri mencapai 12,7 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sekitar 42 ribu adalah pesantren dengan lebih dari 4,6 juta santri.
"Ini menunjukkan bahwa perhatian terhadap kesehatan santri tidak bisa dianggap sepele. Pemeriksaan rutin seperti ini menjadi kebutuhan yang penting dan mendesak," ujarnya.
Di Ponpes Asshiddiqiyah, tempat digelarnya kegiatan CKG, tercatat sekitar 830 santri dari berbagai satuan pendidikan, seperti MA, Ma’had Aly, Madrasah Diniyah, dan Ma’had Aitam. Pesantren ini juga telah memiliki Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) yang aktif memberikan layanan kesehatan dasar, edukasi hidup bersih, dan pemantauan kesehatan santri.
"Namun demikian, keberadaan Poskestren ini perlu terus mendapatkan pembinaan dari Kementerian Kesehatan agar layanannya sesuai standar dan bisa menjangkau kebutuhan dasar kesehatan para santri," jelas Suyitno.
Baca Juga: Ketua KPK Tanggapi Megawati: Hasto Sudah Terbukti Bersalah
Ia juga menekankan pentingnya memperluas cakupan program CKG ke lebih banyak pesantren dan lembaga pendidikan keagamaan lainnya.
"Kegiatan seperti ini bukan hanya bentuk pelayanan, tetapi juga investasi jangka panjang untuk mencetak generasi santri yang sehat, cerdas, dan peduli terhadap kebersihan lingkungan," tandasnya. (Antara)