PBNU Minta Negara-Negara Kuat Tak Perkeruh Konflik Iran-Israel

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyerukan agar negara-negara besar dunia tidak turut campur dalam konflik bersenjata antara Iran dan Israel.

Elara | MataMata.com
Jum'at, 20 Juni 2025 | 19:15 WIB
Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla (kanan) dalam diskusi rutin Forum Kramat di Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (20/6/2025). (ANTARA/Asep Firmansyah)

Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla (kanan) dalam diskusi rutin Forum Kramat di Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (20/6/2025). (ANTARA/Asep Firmansyah)

Matamata.com - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyerukan agar negara-negara besar dunia tidak turut campur dalam konflik bersenjata antara Iran dan Israel.

Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla mengingatkan, keterlibatan kekuatan global seperti Amerika Serikat, Rusia, China, dan negara-negara Eropa Barat justru berpotensi memperluas eskalasi konflik ke wilayah lain.

"Kami berharap para aktor besar dunia tidak memasok senjata ke kedua belah pihak. Sebaliknya, mereka seharusnya berperan sebagai jembatan perdamaian," ujar Ulil di Jakarta, Jumat (20/6).

Ulil menekankan pentingnya jalur diplomasi dan dialog sebagai satu-satunya cara menyelesaikan konflik, meskipun di tengah situasi yang memanas, upaya itu menjadi tantangan tersendiri.

PBNU sejak awal mengecam serangan Israel ke wilayah Iran yang dinilai melanggar hukum internasional, dan memahami serangan balasan Iran sebagai bentuk pembelaan atas kedaulatan negara.

Meski demikian, PBNU mendesak kedua negara untuk menahan diri agar konflik tidak meluas ke kawasan lain di Timur Tengah. Ulil juga mendorong Pemerintah Indonesia agar aktif mendorong diplomasi di tingkat global.

Pengamat Timur Tengah dari Universitas Padjadjaran, Dina Sulaeman, turut mengingatkan bahwa campur tangan negara-negara besar dapat memicu instabilitas global.

Ia mencontohkan jika Amerika Serikat menyerang Iran, kemungkinan besar Iran akan menutup Selat Hormuz—jalur penting suplai minyak dunia—yang bisa berdampak pada krisis energi dan ekonomi global.

"Resesi global bisa terjadi, dan Indonesia pun akan terdampak," tegas Dina. (Antara)

Baca Juga: Surabaya Rancang Jam Malam untuk Anak, Cegah Tawuran dan Kenakalan Remaja

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Menteri Sosial Saifullah Yusuf menegaskan bahwa seluruh bantuan tunai dari pemerintah wajib digunakan untuk kebutuhan ya...

news | 17:15 WIB

Pemerintah Indonesia menepis kabar yang menyebut perundingan tarif perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) berada di amb...

news | 16:16 WIB

Perum Bulog Cabang Cianjur, Jawa Barat, menegaskan ketersediaan beras untuk masyarakat aman hingga memasuki awal 2026. S...

news | 15:00 WIB

Anggota Komisi IV DPR RI, Robert J. Kardinal, mendorong masyarakat luas untuk memberikan masukan dalam proses revisi Und...

news | 13:30 WIB

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menegaskan bahwa pemerintah memusatkan agenda besar pada 2026 untuk mewujudkan swasemb...

news | 12:00 WIB

Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra menyataka...

news | 11:15 WIB

Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menegaskan bahwa masyarakat diperbolehkan menggalang dana untuk membantu ko...

news | 09:15 WIB

Ketua Bidang Kaderisasi dan Keanggotaan Partai Golkar, Zulfikar Arse Sadikin, menegaskan bahwa bencana yang terjadi di A...

news | 08:00 WIB

Salah satu korban kebakaran Ruko Terra Drone di Kemayoran, Jakarta Pusat, yang terjadi pada Selasa siang, diketahui seda...

news | 07:00 WIB

Kementerian Kehutanan (Kemenhut) memberi izin pemanfaatan kayu yang terbawa arus banjir di Sumatera sebagai material dar...

news | 06:00 WIB