Mentan Dorong Hilirisasi Kelapa untuk Genjot Ekspor hingga Rp2.400 Triliun

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa hilirisasi kelapa menjadi strategi utama untuk meningkatkan nilai ekspor nasional hingga Rp2.400 triliun, sekaligus memperkuat kesejahteraan petani di berbagai daerah.

Elara | MataMata.com
Sabtu, 08 November 2025 | 09:00 WIB
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kedua kiri), didampingi Wakil Menteri Pertanian Sudaryono (kedua kanan), Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani (kanan), Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi (kiri) dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (7/11/2025). ANTARA/Harianto

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kedua kiri), didampingi Wakil Menteri Pertanian Sudaryono (kedua kanan), Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani (kanan), Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi (kiri) dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (7/11/2025). ANTARA/Harianto

Matamata.com - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa hilirisasi kelapa menjadi strategi utama untuk meningkatkan nilai ekspor nasional hingga Rp2.400 triliun, sekaligus memperkuat kesejahteraan petani di berbagai daerah.

Amran mengatakan, saat ini nilai ekspor kelapa Indonesia mencapai Rp24 triliun. Angka tersebut menempatkan Indonesia sebagai produsen dan eksportir kelapa terbesar di dunia dengan potensi pengembangan yang masih luas.

Menurut dia, apabila hilirisasi dijalankan sesuai dengan diagram pohon industri, nilai ekspor kelapa nasional bisa meningkat hingga 100 kali lipat atau setara Rp2.400 triliun.

“Sekarang ekspor kelapa kita nilainya Rp24 triliun, kita terbesar nomor satu dunia. Nah, ini kita hilirisasi. Kalau sesuai diagram pohon industri itu bisa 100 kali lipat. Artinya apa? Bisa Rp2.400 triliun, tapi itu secara teori. Bisa saja hanya 50 persen, 50 kali lipat, atau 20 kali lipat,” kata Amran di Jakarta, Jumat (8/11).

Ia menjelaskan, hilirisasi kelapa diyakini mampu memperkuat rantai nilai industri dalam negeri, menciptakan lapangan kerja baru, serta mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis sumber daya lokal yang berkelanjutan.

Amran menuturkan, efek hilirisasi sudah mulai terlihat di lapangan, salah satunya di Maluku Utara. Harga kelapa di daerah tersebut naik dari Rp600 menjadi Rp3.500 per butir, atau meningkat sekitar 500 persen.

Ia optimistis harga kelapa dapat terus meningkat hingga Rp6.000 per butir apabila seluruh rantai produksi dan pengolahan berjalan optimal secara nasional.

“Yang kami baru kunjungan di Maluku Utara, harga kelapa sebelum kita hilirisasi Rp600 per biji. Sekarang Rp3.500 per biji, itu naik kurang lebih 500 persen,” ujarnya.
Dengan potensi tersebut, Amran menegaskan bahwa hilirisasi kelapa bukan sekadar strategi industri, tetapi juga tonggak penting dalam membangun ekonomi rakyat serta memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin pasar kelapa dunia.

“Kita harap, harganya minimal Rp5.000 per butir, bahkan bisa naik 1.000 persen. Nah, itulah keuntungannya,” ucapnya.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bersama Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, telah menyepakati percepatan hilirisasi di sektor pertanian, perkebunan, hortikultura, hingga peternakan dengan nilai investasi mencapai Rp371 triliun. Langkah ini dilakukan untuk memperkuat kedaulatan pangan nasional.

Baca Juga: Raihaanun Perjuangkan Cinta Omar Daniel di Film 'Keluarga Suami Adalah Hama'

Amran juga optimistis, program hilirisasi tersebut berpotensi menyerap hingga delapan juta tenaga kerja di berbagai sektor strategis, termasuk pertanian, perkebunan, dan peternakan.

“Hal-hal penting dari seluruh investasi yang kita percepat adalah potensi hilirisasi kelapa, kakao, mente, kelapa sawit, dan kelapa dalam,” katanya.

Produksi kelapa dalam di Indonesia pada tahun ini mencapai 33 juta ton, naik dari produksi tahun lalu sebesar 29 juta ton. Indonesia rata-rata mengekspor 2,8 juta ton kelapa per tahun dengan nilai mencapai Rp24 triliun. (Antara)

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan bahwa keberhasilan suatu negara bergantung pada tegaknya kepastian hukum atau ru...

news | 07:00 WIB

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid menyatakan bahwa empat visi Presi...

news | 17:00 WIB

Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) akan menerbitkan surat edaran (SE) kepada para guru agar tidak memberikan...

news | 16:15 WIB

Presiden Prabowo Subianto menerima surat kepercayaan dari 12 duta besar luar biasa dan berkuasa penuh (LBBP) negara saha...

news | 15:15 WIB

Badan Gizi Nasional (BGN) tengah melakukan verifikasi berlapis terhadap 14.403 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) ya...

news | 13:58 WIB

Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mengapresiasi platform e-commerce Shopee yang dinilai telah mematuhi...

news | 13:15 WIB

Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra menekankan pentingnya memperkua...

news | 11:47 WIB

PT Pupuk Indonesia (Persero) merevitalisasi sejumlah pabrik pupuk berusia tua guna meningkatkan efisiensi produksi dan m...

news | 10:15 WIB

Dua akademisi menilai mantan Presiden Soeharto layak diberikan gelar pahlawan nasional karena dinilai berjasa besar bagi...

news | 09:15 WIB

Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Perubahan Iklim Hashim Djojohadikusumo menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia be...

news | 08:15 WIB