Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer (kanan) berjalan menuju mobil tahanan usai dihadirkan sebagai tersangka saat konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (22/8/2025).KPK menetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer bersama 10 orang lainnya sebagai tersangka kasus pemerasa pengurusan sertifikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Kementerian Ketenagakerjaan. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/foc
Matamata.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap alasan belum menampilkan barang bukti dalam kasus dugaan pemerasan yang menjerat Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan. KPK menyebut masih ada pihak lain yang tengah menjalani pemeriksaan.
“Karena masih ada satu yang sedang dilakukan pemeriksaan,” ujar Ketua KPK Setyo Budiyanto di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (22/8).
Meski begitu, Setyo tidak merinci siapa pihak yang dimaksud, termasuk apakah terkait dengan operasi tangkap tangan (OTT) atau bukan. Kasus ini berkaitan dengan dugaan pemerasan dalam pengurusan sertifikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Kementerian Ketenagakerjaan.
Sementara itu, Juru Bicara KPK Budi Prasetyo menambahkan, lembaga antirasuah tidak lagi menampilkan bukti tambahan karena sebelumnya telah memperlihatkan 22 unit kendaraan yang disita pada Kamis (21/8).
KPK menetapkan Immanuel Ebenezer bersama 10 orang lainnya sebagai tersangka. Mereka dijerat Pasal 12 huruf e dan/atau Pasal 12B Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Sebelas tersangka, termasuk Wamenaker, kini ditahan di Rumah Tahanan Cabang KPK Gedung Merah Putih selama 20 hari pertama, terhitung sejak 22 Agustus hingga 10 September 2025.
Berikut daftar tersangka dalam kasus dugaan pemerasan pengurusan sertifikat K3 di Kemenaker: