Luna Maya
Matamata.com - Nama Luna Maya kembali menjadi perbincangan publik setelah ia blak-blakan mengungkapkan telah menjalani prosedur egg freezing atau pembekuan sel telur.
Pengakuan tersebut disampaikan Luna Maya jelang dirinya melangsungkan pernikahan dengan Maxime Bouttier. Keputusan ini menuai beragam reaksi dari masyarakat, apalagi langkah serupa belum banyak dilakukan selebritas Tanah Air.
Luna Maya menjelaskan bahwa keputusan menjalani pembekuan sel telur diambil sebagai bentuk ikhtiar menjaga kemungkinan untuk memiliki keturunan di masa depan.
Dengan teknik ini, sel telur yang diambil dan dibekukan dapat digunakan kapan saja saat ia dan pasangan siap untuk memiliki anak. “Saya ingin tetap ada kesempatan punya anak, walaupun usia terus berjalan,” ucap Luna Maya saat menjawab pertanyaan awak media.
Aktris dan model ini menilai prosedur pembekuan sel telur merupakan langkah bijak, terutama bagi perempuan yang belum menikah di usia matang atau ingin menunda kehamilan karena alasan tertentu.
Luna Maya menyebut, “Menurut aku, egg freezing itu salah satu opsi yang sangat baik buat perempuan yang punya concern soal usia tapi belum menikah.”
Terkait prosesnya sendiri, Luna membagikan pengalamannya menjalani serangkaian tahapan medis. Ia mengaku harus melewati pemeriksaan hormon, stimulasi ovarium, hingga proses pengambilan sel telur yang kemudian dibekukan dengan teknologi medis.
“Memang prosesnya tidak sebentar, ada berbagai tahap dan itu harus didampingi dokter spesialis,” terang Luna.
Publik pun menjadi penasaran dengan biaya yang dibutuhkan untuk menjalani proses pembekuan sel telur ini di Indonesia. Berdasarkan informasi dari sejumlah rumah sakit dan klinik fertilitas, biaya yang perlu dipersiapkan cukup besar.
Baca Juga: Vincent Verhaag Siap Hadapi Mantan Suami Jessica Iskandar, Percakapan Lama Kembali Terungkap
Rata-rata, prosedur ini memakan dana mulai dari Rp15 juta hingga lebih dari Rp100 juta tergantung pada fasilitas serta teknologi yang digunakan. Belum termasuk biaya tahunan penyimpanan sel telur yang berkisar di angka Rp2 juta hingga Rp5 juta per tahun.
Tingginya biaya egg freezing inilah yang membuat metode ini belum bisa diakses oleh semua kalangan. Namun, Luna Maya berharap langkah yang ia ambil dapat menjadi inspirasi bagi perempuan Indonesia untuk lebih peduli terhadap kesehatan reproduksi mereka.
“Aku bagi pengalaman ini supaya perempuan lain tahu ada opsi untuk tetap menjaga fertilitas. Jangan sampai merasa kehilangan harapan untuk punya anak hanya karena faktor usia atau belum menikah,” kata Luna berbagi motivasi.
Fenomena egg freezing sendiri memang mulai dikenal dan menjadi perhatian seiring semakin banyaknya perempuan yang memilih fokus pada karier atau pendidikan sebelum menikah dan memiliki anak.
Dokter spesialis kandungan dr. Widyawati dalam wawancaranya dengan CNN Indonesia menjelaskan bahwa pembekuan sel telur sebaiknya dilakukan di usia produktif, yakni sekitar 20 hingga 35 tahun untuk mendapatkan kualitas sel telur terbaik.
Meskipun demikian, dokter tetap mengingatkan bahwa prosedur ini tidak bisa dijadikan jaminan pasti untuk bisa hamil di kemudian hari. Banyak faktor medis yang harus diperhatikan.
“Egg freezing itu meningkatkan peluang, bukan jaminan mutlak kehamilan nantinya,” kata dr. Widyawati.
Di tengah ramainya perbincangan soal langkah Luna Maya, masyarakat pun diajak lebih memahami berbagai aspek medis dan finansial sebelum menjalani egg freezing.
Luna sendiri menegaskan bahwa keputusan ini sepenuhnya pilihan personal dan harus berdasarkan pertimbangan matang. “Ini soal pilihan hidup. Yang penting, tahu manfaat dan risikonya,” tegas Luna Maya.
Dengan keterbukaan Luna Maya, wacana tentang pentingnya edukasi kesehatan reproduksi bagi perempuan semakin mengemuka. Keputusan Luna juga menjadi pemantik diskusi publik soal akses, biaya, hingga hak setiap perempuan untuk menentukan pilihan terbaik dalam hidup mereka.