Erdogan Kecam Negara Barat yang Diam Melihat Kekejaman Israel di Gaza: Mereka Puas Menyaksikan Kebiadaban!

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengingatkan negara-negara yang tutup mata atau diam melihat pembantaian dan kekejaman Israel.

Riki Chandra | MataMata.com
Jum'at, 19 Januari 2024 | 22:53 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. [Dok.Antara]

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. [Dok.Antara]

Matamata.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengingatkan negara-negara yang tutup mata atau diam melihat pembantaian dan kekejaman Israel. Menurutnya, kelak mereka akan menyesal dengan membiarkan itu semua terjadi.

Erdogan mengatakan, mereka yang menyebabkan pembantaian sekitar 25.000 orang tak berdosa di Gaza, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, akan menghadapi konsekuensi berat dari tindakan mereka itu sendiri.

“Terus terang, negara-negara Barat dan lembaga keamanan internasional, yang baru-baru ini mendapat ujian buruk dalam masalah Gaza, tidak lagi memiliki kredibilitas,” kata Erdogan, Jumat (19/1/2024).

Dia juga menyebut bahwa pihak-pihak yang selama ini memberi penilaian tentang HAM dan kebebasan telah menutup mata terhadap anak-anak, bayi, dan perempuan yang dibunuh secara brutal selama 105 hari terakhir, sejak serangan Israel dimulai pada 7 Oktober 2023.

“Mereka puas hanya menyaksikan kebiadaban, yang meningkat menjadi genosida, yang dilakukan oleh Fuhrer masa kini (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu, serta kelompoknya yang haus darah terhadap Palestina,” kata Erdogan.

Seperti halnya di Irak, Bosnia, Suriah, Yaman, Myanmar, Somalia, dan Afghanistan, lembaga-lembaga yang bertanggung jawab untuk memastikan keamanan global telah gagal dan hilang reputasinya, kata dia.

Israel telah menggempur habis-habisan Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober, yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 orang.

Serangan Israel juga memaksa 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong Palestina itu rusak atau hancur, menurut PBB. (Antara)

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa proses pembenahan sistem Coretax terus menunjukkan kemajuan, m...

news | 16:48 WIB

Kejaksaan Agung (Kejagung) membenarkan adanya penggeledahan di kantor Bea Cukai oleh tim penyidik Jaksa Agung Muda Bidan...

news | 14:30 WIB

Pemerintah berencana mewajibkan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang dicampur dengan etanol sebanyak 10 persen atau ...

news | 13:30 WIB

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melaksanakan ziarah ke makam ulama besar K.H. Abbas Abdul Jamil atau lebih dikenal...

news | 12:30 WIB

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, menyerukan agar Israel segera mematuhi kewajiban hukum intern...

news | 11:30 WIB

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengumumkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui pembentukan Direktora...

news | 10:30 WIB

Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menegaskan bahwa penolakan terhadap keikutsertaan atlet Israel dalam Kejuaraan ...

news | 09:30 WIB

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan bahwa penetapan selebgram Lisa Mariana Presley Zulkandar (LM) sebagai ters...

news | 08:30 WIB

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) membuka peluang investasi bagi para pelaku usaha dan in...

news | 07:30 WIB

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah menelusuri dugaan pengondisian mesin electronic data capture (EDC) dalam penyi...

news | 06:20 WIB