Ramai Desakan Gencatan Senjata di Gaza, DK PBB justru Tunda Voting Suara

Voting didesak untuk segera dilakukan pada Kamis ini.

Baktora | MataMata.com
Kamis, 21 Desember 2023 | 16:21 WIB
Warga Palestina di tempat penampungan sementara di kota Rafah, Jalur Gaza selatan. [Dok.Antara]

Warga Palestina di tempat penampungan sementara di kota Rafah, Jalur Gaza selatan. [Dok.Antara]

Matamata.com - Voting atau pemungutan suara mengenai resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) terkait penghentian perang di Gaza demi penyaluran bantuan telah ditunda untuk ketiga kalinya berturut-turut pada Rabu (20/12/2023) kemarin.

Kamis (21/12/2023) anggota Dewan Keamanan didesak untuk melakukan pemungutan suara mengenai resolusi tersebut, yang awalnya ditunda pada Senin (18/12/2023).

Rancangan resolusi, yang diajukan oleh Uni Emirat Arab (UEA), mendorong penghentian permusuhan secara segera guna memfasilitasi akses kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan, serta diupayakan untuk diterapkan secara berkelanjutan.

"Semua pihak yang terlibat dalam konflik ini, wajib untuk mematuhi aturan sesuai dengan hukum internasional," tulis keterangan UEA dikutip, Kamis.

Resolusi ini juga memuat permintaan agar mekanisme pemantauan PBB segera diimplementasikan. Pasalnya bantuan kemanusiaan untuk korban perang di Jalur Gaza nyaris terhenti dan dibatasi masuk.

Artinya sejumlah bantuan baik itu peralatan penunjang hingga konsumsi untuk para korban mengendap lama di truk-truk pengantar yang ditahan di perbatasan Gaza.

Sejauh perang meletus belum ada iktikad Israel untuk menghentikan perangnya. Sasaran yang dikalim untuk menyerang Hamas Palestina justru warga sipil terkena imbasnya. Tak sedikit warga sipil, terutama anak-anak dan perempuan jadi korban.

Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, serangan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 20.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai 52.586 lainnya, menurut otoritas kesehatan di wilayah tersebut.

Selain itu, serangan Israel menyebabkan setengah dari ketersediaan perumahan di Gaza rusak atau hancur, dan hampir dua juta orang terpaksa mengungsi dalam kondisi kekurangan makanan dan air bersih.

Dalam serangan tersebut, hampir 1.200 warga Israel dilaporkan tewas akibat serangan Hamas, sementara lebih dari 130 warga Israel masih disandera.

Baca Juga: Liciknya Israel, Gunakan Kelaparan para Warga Sipil di Jalur Gaza sebagai Senjata Perang

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir menegaskan bahwa dirinya tidak hanya memprioritaskan sepak bola, mela...

news | 18:00 WIB

Wakil Menteri Hukum Eddy Hiariej mendesak agar Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU KUHAP...

news | 17:00 WIB

Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra menegaskan pemerintah bersama D...

news | 16:02 WIB

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hilman ...

news | 16:00 WIB

Badan Anggaran (Banggar) DPR RI mengusulkan agar bantuan pangan berupa 10 kilogram beras per bulan pada periode OktoberN...

news | 14:00 WIB

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendorong pemerintah menerbitkan peraturan presiden yang secara tegas mengatur larang...

news | 13:27 WIB

Ketua Badan Anggaran DPR RI Said Abdullah menegaskan agar penyaluran dana pemerintah sebesar Rp200 triliun ke sejumlah b...

news | 13:06 WIB

Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Wamen PKP) Fahri Hamzah menyatakan kesiapannya mematuhi putusan Mahkamah...

news | 12:00 WIB

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menunda pemberlakuan larangan terhadap aplikasi TikTok. Dalam perinta...

news | 08:15 WIB

Ketua Satuan Tugas Perumahan Hashim S. Djojohadikusumo menegaskan pembangunan perumahan sosial tidak hanya menjawab kebu...

news | 07:00 WIB