Pemerintah Buka Opsi Pelonggaran Impor Sapi, Dorong Swasembada Pangan Nasional

Pemerintah membuka kemungkinan pelonggaran impor sapi hidup untuk mempercepat pencapaian program swasembada pangan nasional.

Elara | MataMata.com
Rabu, 01 Oktober 2025 | 16:15 WIB
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan dalam rapat kerja di Kantor Kemenko Pangan RI, Jakarta, Rabu (20/8/2025). (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan dalam rapat kerja di Kantor Kemenko Pangan RI, Jakarta, Rabu (20/8/2025). (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)

Matamata.com - Pemerintah membuka kemungkinan pelonggaran impor sapi hidup untuk mempercepat pencapaian program swasembada pangan nasional.

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto guna memperkuat ketersediaan protein hewani, khususnya daging sapi, sekaligus meningkatkan produksi dalam negeri.

“Kalau kita tidak mampu, maka dipersilakan siapa pun yang ingin untuk membeli sapi betina, jadi di sini bisa melahirkan, breeding. Jadi, kita bisa tidak perlu impor lagi kalau sudah breeding,” ujar Zulkifli Hasan saat ditemui di kantornya di Jakarta, Rabu.

Selain pembiakan, Zulhas juga menekankan pentingnya upaya penggemukan sapi untuk menambah nilai tambah. Ia menambahkan, keberadaan sapi perah juga menjadi kunci dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).

“Kita kan ada makanan bergizi, perlu susu banyak, jadi perlu juga sapi yang bisa untuk susu. Itu juga silakan, kalau ada pengusaha yang mau mengembangkan sapi susu perah, itu juga dipermudah, dipersilakan (impor), kira-kira itu,” katanya.

Tahun ini, pemerintah menargetkan impor sapi perah sebanyak 250 ribu ekor. Namun, Zulhas menilai kuota tersebut bersifat fleksibel.

“Ada (kuota), tapi kita longgarkan, silakan saja. Kalau perlu (cantumkan) berapa saja yang mau masuk, misalnya bikin surat saja ke kementerian terkait,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menegaskan bahwa kebijakan impor sapi hidup diarahkan untuk mendukung pengembangan peternakan di dalam negeri.

“Intinya adalah kita dalam rakortas ini untuk mengembangkan peternakan dalam negeri. Karena kalau kita belinya (produk) daging, maka yang berkembang adalah peternakan di luar negeri,” ujar Arief.

Ia menambahkan, impor sapi muda (bakalan), sapi pembiakan (breeder), maupun sapi perah akan lebih menguntungkan karena bisa dikembangkan di Indonesia. (Antara)

Baca Juga: Kepala BGN Harap Perpres Tata Kelola Program MBG Terbit Pekan Ini

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menegaskan bahwa perguruan tinggi harus...

news | 14:30 WIB

Kementerian Kesehatan Brasil melaporkan adanya peningkatan jumlah korban yang mendapatkan perawatan medis akibat insiden...

news | 12:15 WIB

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menyatakan komitmennya untuk menindaklanjuti arahan Menko Polkam Jenderal TNI (Purn) ...

news | 10:15 WIB

Para nelayan di kawasan Pantai Baru dan Pantai Kuwaru, Desa Poncosari, Srandakan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DI...

news | 08:15 WIB

Polda Jawa Tengah melalui Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) kini menyediakan saluran pelaporan digital bernama Duma...

news | 06:00 WIB

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka bertolak ke Johannesburg, Afrika Selatan, pada Jumat (21/11), untuk menghadiri KTT...

news | 16:00 WIB

Bank Indonesia (BI) melaporkan kinerja likuiditas ekonomi atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Oktober 2025 menun...

news | 15:15 WIB

Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono memastikan seluruh infrastruktur t...

news | 14:00 WIB

PT Taspen (Persero) memastikan akan mengelola dana rampasan kasus dugaan korupsi investasi fiktif senilai Rp883,038 mili...

news | 13:00 WIB

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan bahwa mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadi...

news | 12:31 WIB