Ketegangan Iran-Israel Seret Rupiah Melemah, Gejolak Politik AS Jadi Pemicu

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali tertekan akibat meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, khususnya menyusul kemungkinan keterlibatan AS dalam konflik antara Iran dan Israel.

Elara | MataMata.com
Kamis, 19 Juni 2025 | 18:15 WIB
Petugas menyusun uang dolar AS dan rupiah di Bank Syariah Indonesia (BSI), Bekasi, Jawa Barat, Jumat (21/2/2025). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc.

Petugas menyusun uang dolar AS dan rupiah di Bank Syariah Indonesia (BSI), Bekasi, Jawa Barat, Jumat (21/2/2025). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc.

Matamata.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali tertekan akibat meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, khususnya menyusul kemungkinan keterlibatan AS dalam konflik antara Iran dan Israel.

Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menyampaikan, kekhawatiran pasar meningkat setelah muncul kabar bahwa Presiden AS Donald Trump menyetujui rencana serangan terhadap Iran. Meskipun perintah serangan belum dikeluarkan, sinyal tersebut memicu ketidakpastian yang berdampak pada pelemahan rupiah.

“Depresiasi rupiah berlanjut setelah pasar mencermati potensi AS ikut serta dalam konflik Israel-Iran, yang memperparah ketegangan di kawasan Timur Tengah,” ujar Josua kepada ANTARA, Kamis (19/6).

Mengutip laporan Wall Street Journal, Trump disebut tengah mempertimbangkan untuk menyerang fasilitas pengayaan uranium bawah tanah Fordow milik Iran. Namun, serangan ini memerlukan persenjataan berat dan belum mendapat keputusan final. Presiden Trump juga dikabarkan telah meminta Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk terus melancarkan serangan ke Iran.

Selain faktor geopolitik, pelemahan rupiah juga dipengaruhi kebijakan moneter terbaru AS. Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25–4,5 persen, sesuai ekspektasi pasar. Keputusan ini diambil dalam upaya menjaga stabilitas inflasi dan mendukung target pasar tenaga kerja jangka panjang.

The Fed juga menyatakan akan tetap mengurangi kepemilikan sekuritas Treasury dan aset-aset lainnya guna menjaga kestabilan ekonomi. Meski ketidakpastian ekonomi dinilai menurun, tingkat risikonya masih tergolong tinggi.

Pada penutupan perdagangan Kamis (19/6), rupiah melemah 94 poin atau sekitar 0,57 persen ke level Rp16.406 per dolar AS, dibandingkan hari sebelumnya yang berada di Rp16.313. Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) juga tercatat turun menjadi Rp16.378 dari Rp16.319 per dolar AS.

Josua memprediksi, pada Jumat (20/6), rupiah akan bergerak mendatar atau sideways dalam kisaran Rp16.350 hingga Rp16.475 per dolar AS, seiring dengan libur pasar di AS. (Antara)

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa memastikan pihaknya tengah menelusuri penyebab keterlambatan penyaluran B...

news | 11:45 WIB

Kejaksaan Agung (Kejagung) memperkuat langkah dalam menangani kasus kejahatan lintas negara dengan membentuk tim khusus ...

news | 10:00 WIB

Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, menilai rencana Presiden RI Prabowo S...

news | 09:15 WIB

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa optimistis konsumsi rumah tangga akan tumbuh hingga 5,5 persen pada kuartal IV tah...

news | 08:00 WIB

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan bahwa pembera...

news | 07:15 WIB

Anggota Komisi III DPR RI Rudianto Lallo mengapresiasi langkah Kejaksaan Agung (Kejagung) yang berhasil mengembalikan ke...

news | 17:45 WIB

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai peringatan Hari Santri Nasional ke-10 yang jatuh pada 22 Oktober menjadi kesempata...

news | 16:15 WIB

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memastikan pemerintah siap mengalokasikan anggaran untuk pengadaan kendaraan dinas...

news | 14:30 WIB

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan siap menindaklanjuti laporan dugaan tindak pidana korupsi yang diungkapkan...

news | 13:30 WIB

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana memastikan penyusunan Peraturan Presiden (Perpres) tentang tata kelola ...

news | 12:00 WIB