Rupiah Menguat, Dipicu Dampak Negatif Kebijakan Tarif AS dan Melemahnya Data Ekonomi

Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Kamis pagi, terdorong sentimen negatif dari kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang dinilai mulai berdampak pada perekonomian negara tersebut.

Elara | MataMata.com
Kamis, 05 Juni 2025 | 11:29 WIB
Foto Arsip - Petugas menghitung uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Jakarta, Rabu (22/5/2024). (ANTARA FOTO/ Rivan Awal Lingga/wpa.)

Foto Arsip - Petugas menghitung uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Jakarta, Rabu (22/5/2024). (ANTARA FOTO/ Rivan Awal Lingga/wpa.)

Matamata.com - Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Kamis pagi, terdorong sentimen negatif dari kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang dinilai mulai berdampak pada perekonomian negara tersebut.

Rupiah dibuka menguat sebesar 15 poin atau 0,09 persen menjadi Rp16.280 per dolar AS, dari posisi sebelumnya di Rp16.295 per dolar AS.

Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, menyebut bahwa kebijakan tarif Presiden Trump telah memberikan tekanan terhadap sektor jasa AS, yang selama ini dikenal lebih tangguh dibanding sektor manufaktur.

Hal ini tercermin dari penurunan indeks Purchasing Managers Index (PMI) sektor jasa versi Institute for Supply Management (ISM) pada Mei 2025, yang turun ke angka 49,9 dari 51,6 di bulan April. Kontraksi ini menjadi yang pertama dalam 11 bulan terakhir.

Menurut Ariston, pelemahan ini memunculkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar terhadap prospek ekonomi AS ke depan, dan membuka ekspektasi kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan oleh Federal Reserve (The Fed).

Sentimen pasar juga dipengaruhi oleh data tenaga kerja AS. Laporan Automatic Data Processing (ADP) mencatat penambahan pekerjaan Non Farm Payrolls (NFP) pada Mei hanya sebesar 37 ribu, jauh di bawah perkiraan pasar sebesar 111 ribu. Data ini dinilai memberikan tekanan tambahan terhadap dolar AS.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, Presiden AS Donald Trump kembali mendesak Gubernur The Fed Jerome Powell untuk segera memangkas suku bunga. Trump bahkan menilai langkah pemangkasan sudah terlambat.

Namun demikian, The Fed tetap mempertahankan suku bunga dalam lima pertemuan terakhir dan belum memberikan sinyal perubahan kebijakan dalam waktu dekat.

Ariston memperkirakan, potensi penguatan rupiah terhadap dolar AS masih terbuka, dengan arah pergerakan menuju kisaran Rp16.200 dan potensi resisten di sekitar Rp16.300. (Antara)

Baca Juga: Jinjin ASTRO Dibebaskan Wamil karena Alasan Kesehatan

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengungkapkan sebanyak 77 ribu keluarga penerima manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (...

news | 17:00 WIB

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengimbau pemerintah daerah agar menempatkan dana berlebih di Bank Pembangunan Dae...

news | 16:15 WIB

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto memiliki hak prerogatif penuh un...

news | 15:00 WIB

Presiden RI Prabowo Subianto menghadiri prosesi penyerahan uang pengganti kerugian negara senilai Rp13,2 triliun terkait...

news | 14:45 WIB

Kementerian Agama (Kemenag) memastikan dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan Raudlatul Athfal (BOP RA) dan Bantuan Op...

news | 13:00 WIB

Anggota Komisi IX DPR RI, Tubagus Haerul Jaman, menegaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan sekadar kegiat...

news | 11:30 WIB

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Yandri Susanto mengajak keluarga besar Gerak...

news | 10:15 WIB

Bek kiri timnas Indonesia, Calvin Verdonk, kembali mencatatkan menit bermain bersama Lille ketika timnya menang 2-0 atas...

news | 09:15 WIB

Selebgram Lisa Mariana Presley Zulkandar (LM) dijadwalkan menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri pada Senin (20/10), s...

news | 08:15 WIB

Presiden RI Prabowo Subianto meminta Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto agar memperhatikan k...

news | 07:00 WIB