Fakta Elon Musk. (Instagram/elonofficiall)
Matamata.com - Miliarder Elon Musk kembali menjadi perbincangan, kali ini bukan karena teknologi canggih atau perusahaan luar angkasa, melainkan terkait proyek pembangunan pagar tinggi di kediamannya yang terletak di kawasan elite Texas, Amerika Serikat.
Pemasangan pagar kokoh tersebut justru memancing amarah sejumlah tetangganya, menciptakan konflik baru di lingkungan tersebut.
Pagar besar yang sedang dibangun di properti milik Musk itu disebut-sebut menyerupai tembok benteng dengan tinggi dan panjang yang cukup mencolok.
Tak pelak, proyek ini menuai keluhan dari warga sekitar yang merasa kenyamanan dan kebebasan ruang mereka terganggu. Sebagian tetangga menilai langkah Musk terlalu ekstrem dan menutup akses visual maupun interaksi sosial di kawasan tersebut.
Salah seorang tetangga, yang diketahui bernama Rob, secara terang-terangan menyampaikan protes terhadap pembangunan pagar itu.
"Dia (Elon Musk) benar-benar memasang pagar yang sangat tinggi, bahkan lebih mirip seperti benteng. Itu mengganggu pemandangan kami dan membuat lingkungan terasa terkucil," ungkap Rob kepada media setempat.
Ia juga menuding Musk tidak berkoordinasi dengan warga sebelumnya. "Tidak ada pemberitahuan apa-apa. Tahu-tahu sudah berdiri begitu tinggi,” tambahnya, menggambarkan kebingungan serta kekesalan para warga.
Menurut laporan dari tetangga lain yang enggan disebutkan namanya, sikap Musk selama ini pun dinilai cenderung tertutup dan kurang berbaur dengan masyarakat sekitar.
"Sikapnya tertutup. Beliau suka melakukan hal semaunya, dan seolah-olah tak peduli dengan kami yang tinggal di dekatnya," ucap seorang warga dalam wawancara terpisah.
Bahkan, sejumlah pihak menilai pembangunan pagar raksasa tersebut hanyalah salah satu dari rentetan sikap “liar” Musk yang sering mendominasi ruang publik, bukan hanya dalam dunia bisnis, tapi juga kehidupan pribadi.
Di sisi lain, Musk melalui juru bicaranya yang dikonfirmasi media memberikan jawaban mengenai tujuan pembangunan pagar tersebut. Ia berdalih bahwa upaya ini dilakukan demi menjaga privasi dan keamanan keluarga.
"Keamanan adalah prioritas Pak Musk, apalagi dengan semakin banyak pihak yang berusaha mengakses dan mengintip kehidupan pribadinya," sebut perwakilan Musk.
Meski begitu, argumen tersebut tidak meredam amarah warga, sebab proyek pagar tetap dianggap membatasi hak-hak sosial masyarakat lingkungan.
Beberapa di antaranya bahkan mempertimbangkan untuk mengadukan hal ini ke otoritas setempat. "Kami sudah mempertimbangkan untuk melapor, apalagi jika pembangunan ini melanggar aturan tata ruang atau zonasi wilayah," ujar Rob kembali.
Proyek ini seolah menambah deret kontroversi yang menyertai langkah-langkah Musk di berbagai bidang, baik teknologi, bisnis, hingga kehidupan pribadinya. Sikap Musk yang selalu tampil beda dan berani mengambil keputusan ekstrem menjadi sumber kehebohan tersendiri.
Namun demikian, proyek ini sekaligus memunculkan perdebatan antara hak privasi individu, terlebih bagi figur publik, dengan hak kolektif masyarakat yang mendambakan lingkungan harmonis dan terbuka.
Lebih lanjut, sejumlah pengamat tata kota menyoroti potensi pelanggaran aturan tata ruang, serta dampak sosial yang dirasakan warga akibat pembangunan pagar benteng tersebut.
"Jika tindakan pribadi sampai mengganggu ketertiban umum, tentu perlu ada solusi bersama yang menguntungkan semua pihak," ujar seorang pakar tata kota.
Untuk saat ini, belum ada keputusan akhir dari pihak berwenang terkait polemik ini. Namun jelas, kasus pagar benteng di rumah Elon Musk mengingatkan pentingnya komunikasi antara individu, terlebih figur publik, dengan lingkungan masyarakat sekitar, agar kepentingan privat tidak menimbulkan masalah baru di kemudian hari.