Diserang AS dan Inggris, Houthi Tetap Incar Kapal Israel

Houthi menyatakan akan terus mengincar kapal-kapal Israel ataupun kapal yang menuju Palestina yang diduduki Israel meski pihaknya menjadi target serangan udara AS-Inggris.

Riki Chandra | MataMata.com
Sabtu, 13 Januari 2024 | 16:14 WIB
Kontainer milik Maersk, perusahaan pelayaran dan logistik asal Denmark. [Dok.Antara]

Kontainer milik Maersk, perusahaan pelayaran dan logistik asal Denmark. [Dok.Antara]

Matamata.com - Kelompok politik dan militer Yaman, Houthi menyatakan akan terus mengincar kapal-kapal Israel ataupun kapal yang menuju Palestina yang diduduki Israel meski pihaknya menjadi target serangan udara AS-Inggris. Pernyataan itu dilaporkan pada Jumat (12/1/2024).

Ketua Dewan Politik Tertinggi Houthi, Mahdi al-Mashat mengatakan, serangan Zionis Amerika dan Inggris terhadap Yaman adalah brutal dan serangan kriminal yang tidak bisa dibenarkan, pelanggaran nyata atas semua hukum, dan mereka akan membayar mahal.

Seperti dilaporkan kantor berita Yaman, Saba, al-Mashat menekankan komitmen Houthi untuk "mencegah kapal-kapal Israel atau yang menuju Palestina yang diduduki terlepas dari agresi Zionis Amerika dan Inggris terhadap rakyat Yaman.”

"Darah rakyat Yaman berharga dan balas dendam kami tidak akan berkurang," ujar Mashat, seraya menambahkan bahwa tindakan Amerika Serikat dan Inggris "tidak akan menghalangi Yaman dari posisinya mendukung Palestina.”

Militer AS dan Inggris pada Kamis (11/1) meluncurkan serangan terhadap Houthi dengan menargetkan wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman.

Menurut Gedung Putih --kantor presiden AS-- tindakan tersebut merupakan "balasan atas serangan Houthi yang ilegal, berbahaya, dan mengganggu kestabilan atas kapal-kapal, termasuk pelayaran komersial yang melewati Laut Merah.

Militer AS dan Inggris, kata Gedung Putih, melakukan serangan gabungan berdasarkan hak pertahanan diri individu dan kolektif, sesuai dengan Piagam PBB, terhadap beberapa sasaran di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.

Gedung Putih menyebutkan bahwa serangan gabungan itu didukung oleh Belanda, Kanada, Bahrain, dan Australia.

Houthi mengatakan pihaknya menyerang kapal-kapal komersial yang terkait dengan Israel di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina, setelah militer Israel melancarkan gempuran militer tanpa henti di Gaza pascaserangan Hamas pada 7 Oktober. (Antara)

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Menteri Sosial Saifullah Yusuf menegaskan bahwa seluruh bantuan tunai dari pemerintah wajib digunakan untuk kebutuhan ya...

news | 17:15 WIB

Pemerintah Indonesia menepis kabar yang menyebut perundingan tarif perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) berada di amb...

news | 16:16 WIB

Perum Bulog Cabang Cianjur, Jawa Barat, menegaskan ketersediaan beras untuk masyarakat aman hingga memasuki awal 2026. S...

news | 15:00 WIB

Anggota Komisi IV DPR RI, Robert J. Kardinal, mendorong masyarakat luas untuk memberikan masukan dalam proses revisi Und...

news | 13:30 WIB

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menegaskan bahwa pemerintah memusatkan agenda besar pada 2026 untuk mewujudkan swasemb...

news | 12:00 WIB

Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra menyataka...

news | 11:15 WIB

Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menegaskan bahwa masyarakat diperbolehkan menggalang dana untuk membantu ko...

news | 09:15 WIB

Ketua Bidang Kaderisasi dan Keanggotaan Partai Golkar, Zulfikar Arse Sadikin, menegaskan bahwa bencana yang terjadi di A...

news | 08:00 WIB

Salah satu korban kebakaran Ruko Terra Drone di Kemayoran, Jakarta Pusat, yang terjadi pada Selasa siang, diketahui seda...

news | 07:00 WIB

Kementerian Kehutanan (Kemenhut) memberi izin pemanfaatan kayu yang terbawa arus banjir di Sumatera sebagai material dar...

news | 06:00 WIB