Hamas Palestina jadi Alasan, Benjamin Netanyahu Enggan Berhenti Serang Gaza sebelum Semuanya Binasa

Keputusan Netanyahu justru membuat banyak korban dari anak-anak di Jalur Gaza.

Baktora | MataMata.com
Jum'at, 22 Desember 2023 | 17:30 WIB
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu saat berdiskusi dengan militer Israel. (Instagram/@b.netanyahu)

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu saat berdiskusi dengan militer Israel. (Instagram/@b.netanyahu)

Matamata.com - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa pemerintahnya tidak akan menghentikan operasi militer di Gaza hingga mencapai tujuannya yakni membinasakan tentara Hamas Palestina.

Netanyahu berkomitmen untuk menjaga agar Gaza tidak menjadi ancaman, baik oleh kelompok Hamas maupun kelompok Fatah. Pernyataan tersebut mencerminkan sikap tegasnya menolak kendali Hamas dan Otoritas Palestina pasca-perang.

"Saya akan melakukan apa pun yang saya bisa untuk memastikan bahwa Gaza tidak menjadi ancaman bagi Israel," terang Netanyahu dikutip, Antara, Jumat (22/12/2023).

Netanyahu juga menyoroti sasaran-sasaran yang telah ditetapkan oleh Israel dalam konflik di Gaza, yaitu musnahkan Hamas dan bebaskan semua sandera. Kelompok Hamas dan Otoritas Palestina belum memberikan tanggapan terkait pernyataan tersebut.

Tegasnya Netanyahu terhadap kelompok Hamas tersebut tak sedikit yang menganggap dalih untuk mengusir sisa warga Palestina di Jalur Gaza.

Desakan dari berbagai negara juga sudah dilakukan untuk gencatan senjata. Namun hal itu tak kunjung digubris dan perang terus berkecamuk.

Voting untuk melakukan gencatan senjata pun harus tertunda keempat kalinya. Dewan Kehormatan PBB membatalkan voting lagi terhadap perang yang terjadi di Jalur Gaza tersebut.

Di sisi lain, Amerika juga sudah memberi saran terhadap militer Israel untuk mematuhi aturan perang. Pasalnya tentara zionis Israel tak mematuhi serangan yang berimbas pada tewasnya anak-anak di Gaza.

Israel terus melancarkan serangan ke Jalur Gaza sejak serangan oleh Hamas pada 7 Oktober. Menurut otoritas kesehatan di Gaza, dampak serangan Israel telah menelan korban sebanyak 19.667 warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, dengan 52.586 lainnya mengalami luka.

Pembantaian tersebut juga menyebabkan rusaknya setengah dari persediaan perumahan di Gaza dan hampir dua juta warga terpaksa mengungsi, di tengah kondisi padat penduduk dan kekurangan makanan serta air bersih.

Baca Juga: Liciknya Israel, Gunakan Kelaparan para Warga Sipil di Jalur Gaza sebagai Senjata Perang

Di sisi lain, serangan Hamas pada 7 Oktober diduga telah menewaskan sekitar 1.200 warga Israel, dan hampir 130 lainnya masih dalam penyanderaan.

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa proses pembenahan sistem Coretax terus menunjukkan kemajuan, m...

news | 16:48 WIB

Kejaksaan Agung (Kejagung) membenarkan adanya penggeledahan di kantor Bea Cukai oleh tim penyidik Jaksa Agung Muda Bidan...

news | 14:30 WIB

Pemerintah berencana mewajibkan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang dicampur dengan etanol sebanyak 10 persen atau ...

news | 13:30 WIB

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melaksanakan ziarah ke makam ulama besar K.H. Abbas Abdul Jamil atau lebih dikenal...

news | 12:30 WIB

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, menyerukan agar Israel segera mematuhi kewajiban hukum intern...

news | 11:30 WIB

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengumumkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui pembentukan Direktora...

news | 10:30 WIB

Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menegaskan bahwa penolakan terhadap keikutsertaan atlet Israel dalam Kejuaraan ...

news | 09:30 WIB

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan bahwa penetapan selebgram Lisa Mariana Presley Zulkandar (LM) sebagai ters...

news | 08:30 WIB

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) membuka peluang investasi bagi para pelaku usaha dan in...

news | 07:30 WIB

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah menelusuri dugaan pengondisian mesin electronic data capture (EDC) dalam penyi...

news | 06:20 WIB