Direktur Pemberitaan LKBN Antara Irfan Junaidi (kiri) dan CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Pandu Patria Sjahrir (kanan) dalam sesi diskusi acara Antara Business Forum (ABF) 2025, Jakarta, Rabu (19/11/2025) (ANTARA/Bayu Saputra)
Matamata.com - CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Pandu Patria Sjahrir, menyatakan optimismenya bahwa realisasi investasi Indonesia pada 2026 akan tumbuh lebih kuat.
Keyakinan itu ia sampaikan seiring perubahan besar arah pembangunan nasional, dari ketergantungan pada sumber daya alam menuju penguatan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan produktivitas ekonomi.
"Saya tentunya sangat optimistis di 2026, karena memang sedang terjadi perubahan fundamental melihat cara negara ini sedang berubah. Dari bergantung pada sumber daya alam, orang sekarang fokus ke peningkatan sumber daya manusia. Tugas kami (Danantara) dalam taraf ini adalah berinvestasi," ujar Pandu dalam sesi diskusi Antara Business Forum (ABF) 2025 di Jakarta, Rabu.
Pandu menegaskan bahwa Danantara kini tengah fokus memperbaiki performa portofolio investasi yang mampu memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
Untuk menentukan arah penanaman modal, perusahaan mengacu pada tiga kriteria utama: kontribusi terhadap ekonomi nasional, kesinambungan imbal hasil, dan peluang investasi jangka panjang.
Berdasarkan prinsip tersebut, Danantara memusatkan investasinya pada delapan sektor strategis yang dinilai mampu meningkatkan produktivitas nasional. Area tersebut meliputi mineral, energi baru terbarukan, infrastruktur digital, kesehatan, jasa keuangan, infrastruktur dan utilitas, kawasan industri dan properti, serta pangan dan pertanian.
Pandu menyebut bahwa sektor-sektor tersebut akan menjadi landasan bagi tumbuhnya perusahaan berskala nasional hingga regional dengan potensi pertumbuhan besar.
Salah satu proyek yang menjadi sorotan adalah pembangunan fasilitas pengolahan sampah menjadi energi atau Waste to Energy (WtE). Dari 33 lokasi yang telah ditetapkan pemerintah, Danantara memulai tahap awal dengan delapan proyek prioritas.
Menurut Pandu, inisiatif ini tidak hanya menjadi agenda investasi, tetapi juga langkah strategis mengatasi krisis sampah nasional, terutama di kota-kota besar.
Untuk menarik minat swasta, Danantara menghapus skema tipping fee dan memperbaiki formulasi Business Purchase Agreement sehingga lebih kompetitif. Proses seleksi mitra pun dilakukan oleh pihak ketiga secara independen untuk menjaga transparansi.
Baca Juga: Wamentan Sudaryono: Hentikan Alih Fungsi Lahan demi Hindari Krisis Pangan
"Akan ada di 33 tempat yang dipilih oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Energinya dibeli oleh PLN. Ini bagian dari renewable energy di PLN. Dari 69 gigawatt (GW), ini sebenarnya hanya 500 megawatt (MW), so it's not big buat PLN. Tapi efek untuk lingkungan hidup luar biasa, untuk kesehatan luar biasa. So this is part of in a way to serve the nation," jelasnya.
Lebih lanjut, Pandu menegaskan bahwa Danantara akan terus mendukung program strategis pemerintah sekaligus memperkuat kembali kepercayaan investor global. Menurutnya, membangun rasa percaya baik di dalam negeri maupun internasional menjadi kunci menjaga momentum pertumbuhan investasi.
Antara Business Forum 2025 (ABF 2025) yang digelar Perum LKBN Antara di The Westin Jakarta pada Rabu menjadi wadah untuk membahas strategi ekonomi menuju 2026. Kegiatan ini didukung oleh tiga BUMN strategis: PLN, MIND ID, PT Antam Tbk, serta Bank BJB. (Antara)