BRIN Kembangkan Sel Surya Organik Fleksibel dan Ramah Lingkungan

Peneliti Pusat Riset Elektronika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Yuliar Firdaus, tengah mengembangkan sel surya organik atau organic solar cell (OSC) yang diklaim ramah lingkungan serta berpotensi diproduksi secara massal.

Elara | MataMata.com
Minggu, 28 September 2025 | 09:00 WIB
Ilustrasi - Panel pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). ANTARA/Destyan Sujarwoko.

Ilustrasi - Panel pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). ANTARA/Destyan Sujarwoko.

Matamata.com - Peneliti Pusat Riset Elektronika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Yuliar Firdaus, tengah mengembangkan sel surya organik atau organic solar cell (OSC) yang diklaim ramah lingkungan serta berpotensi diproduksi secara massal.

"Studi terdahulu yang telah saya lakukan menunjukkan efisiensi OSC bisa menembus batas teoretis lebih dari 22 persen jika rekombinasi permukaan dapat ditekan dan mobilitas muatan terus ditingkatkan," ujar Yuliar dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

Menurutnya, OSC merupakan sel surya generasi baru dengan material organik berupa polimer donor dan akseptor molekul kecil untuk menyerap cahaya dan menghasilkan listrik. Keunggulannya, teknologi ini lebih ringan, fleksibel, serta mudah diproduksi, bahkan dengan teknik printing.

"Teknologi ini sudah berkembang pesat, dari era penggunaan poli (3-heksiltiofen) (P3HT)-fullerene dengan efisiensi 3–7 persen. Hingga kini mencapai lebih dari 20 persen berkat hadirnya non-fullerene acceptors (NFAs) dan donor polimer baru," jelas Yuliar.

Selain fleksibel, warna dan transparansi OSC dapat diatur sehingga cocok digunakan untuk building-integrated photovoltaics (BIPV) maupun perangkat portabel.

Berbeda dengan sel surya silikon konvensional yang kaku, berat, serta memerlukan suhu tinggi dalam proses produksi, OSC dapat diproses dengan teknik larutan dan diaplikasikan pada berbagai permukaan, termasuk kaca lengkung atau plastik.

Meski menjanjikan, Yuliar mengakui masih ada kendala seperti stabilitas jangka panjang, tantangan produksi dalam skala besar tanpa menurunkan performa, serta keterbatasan material interlayer yang murah dan ramah lingkungan.

Ia berharap, teknologi OSC bisa dikembangkan lebih jauh sehingga menjadi energi terbarukan yang efisien, stabil, dan dapat diproduksi massal di Indonesia. "Untuk itu, diharapkan dukungan menyeluruh dari segi fasilitas dan pendanaan dari BRIN dan pemerintah," tuturnya. (Antara)

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Pemerintah membuka kemungkinan pelonggaran impor sapi hidup untuk mempercepat pencapaian program swasembada pangan nasio...

news | 16:15 WIB

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyampaikan bahwa Peraturan Presiden (Perpres) tentang tata kelola pro...

news | 14:55 WIB

Anggota Komisi VIII DPR RI, Aprozi Alam, mendukung usulan Kementerian Haji dan Umrah yang ingin menyeragamkan masa tungg...

news | 14:15 WIB

Sejumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, meraih keuntungan sejak diperca...

news | 13:00 WIB

Presiden Prabowo Subianto memanjatkan doa untuk para Pahlawan Revolusi saat meninjau sumur maut di kawasan Lubang Buaya,...

news | 11:30 WIB

Sebanyak 26 santri korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, dilaporkan mas...

news | 10:45 WIB

Ketua DPR RI Puan Maharani membacakan Ikrar Kesetiaan Kepada Pancasila pada upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila ...

news | 09:45 WIB

Presiden Prabowo Subianto untuk pertama kalinya memimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasil...

news | 08:15 WIB

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa optimistis pertumbuhan ekonomi nasional pada akhir 2025 bisa menembus 5,5 persen. ...

news | 07:15 WIB

Indonesia kembali mencatatkan kinerja positif di sektor ekspor dengan melepas empat kontainer produk olahan susu berupa ...

news | 17:30 WIB