Terungkap! Rahasia Kokohnya Situs Gunung Padang: Temuan Semen Purba dari Peradaban Ribuan Tahun Lalu

Tim peneliti Situs Megalitikum Gunung Padang di Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berhasil mengungkap salah satu faktor utama yang membuat situs tersebut tetap berdiri kokoh selama ribuan tahun: campuran adonan perekat kuno atau yang

Elara | MataMata.com
Senin, 04 Agustus 2025 | 18:29 WIB
Situs Megalitikum Gunung Padang di Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.ANTARA/Ahmad Fikri.

Situs Megalitikum Gunung Padang di Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.ANTARA/Ahmad Fikri.

Matamata.com - Tim peneliti Situs Megalitikum Gunung Padang di Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berhasil mengungkap salah satu faktor utama yang membuat situs tersebut tetap berdiri kokoh selama ribuan tahun: campuran adonan perekat kuno atau yang disebut sebagai semen purba.

Ketua Tim Peneliti, Ali Akbar, menyatakan bahwa temuan ini menjadi kunci untuk memahami mengapa struktur pundan berundak di situs prasejarah tersebut masih tegak meski telah melewati berbagai bencana alam, termasuk gempa bumi.

“Selain memanfaatkan berat batu, ditemukan adonan perekat atau biasa disebut semen purba yang memperkokoh susunan ribuan batu berbentuk tabung persegi lima menempel erat satu sama lainnya tanpa ada perekat atau semen seperti pada bangunan moderen,” katanya, Senin (4/8).

Ia menjelaskan bahwa kekokohan Situs Gunung Padang, yang bahkan disebut-sebut lebih tua dari Piramida Giza di Mesir, disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penataan batu yang simetris dan bobot batu yang besar sehingga saling menopang. Meskipun ada sebagian batu yang kini mulai tergeletak atau patah, struktur utamanya masih berdiri kuat.

Temuan semen purba ini sebenarnya telah dicurigai sejak penelitian awal beberapa tahun lalu. Namun, baru melalui uji laboratorium terbaru diketahui bahwa lapisan di antara batu bukanlah tanah biasa, melainkan adonan campuran yang mengandung silika, ferum (besi), serta sejumlah mineral lain.

“Ketika bahan tersebut digabung membuat sebuah bahan yang dapat merekatkan, sehingga peneliti menyebutnya sebagai semen purba yang membuat bangunan situs kokoh selain beban dari setiap batu, sehingga mengikat satu sama lainnya dan tidak mudah bergeser," ujar Ali.

Ia menambahkan, temuan ini menjadi bukti bahwa peradaban masa lalu di kawasan Gunung Padang sudah memiliki teknologi, pengetahuan, dan pemahaman arsitektur yang maju. Masyarakat pada masa itu mampu menciptakan material perekat dari kombinasi mineral alami.

Ke depan, tim peneliti akan melanjutkan kegiatan pemeriksaan dan pemugaran, termasuk meneliti masing-masing teras situs untuk mengidentifikasi bagian-bagian yang menggunakan semen purba sebagai fondasi utama. (Antara)

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyebut kebijakan penurunan harga eceran tertinggi (HET) pupuk subsidi...

news | 16:08 WIB

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil putri mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), Indira Chunda Thi...

news | 16:00 WIB

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendalami dugaan pemerasan yang dilakukan Gubernur Riau Abdul Wahid (AW) terhadap sej...

news | 14:15 WIB

Ibu Kota Nusantara (IKN) yang tengah dibangun di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, ...

news | 14:15 WIB

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan tidak ada toleransi bagi kios atau distributor pupuk yang menjual di at...

news | 12:30 WIB

Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar mengatakan Presiden Prabowo Subianto akan mener...

news | 11:30 WIB

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyerahkan bantuan berupa laptop, komputer (PC), dan layanan internet satelit Sta...

news | 10:30 WIB

Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai memastikan revisi Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Man...

news | 09:15 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa permasalahan terkait utang proyek Kereta Cep...

news | 08:00 WIB

Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) Fadli Zon, yang juga menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, meny...

news | 07:15 WIB