Prabowo Subianto dan Anwar Ibrahim
Matamata.com - Pertemuan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Jumat (27/6), menjadi penegas kedekatan personal dua tokoh penting Asia Tenggara yang kini memegang tampuk kepemimpinan negara masing-masing.
Kedekatan itu tidak hanya simbolik, melainkan tercermin dalam kerja sama nyata yang dibangun di berbagai bidang strategis.
Dalam konferensi pers sebelumnya di Kuala Lumpur, Anwar menyebut Prabowo sebagai sahabat setia yang hadir dalam masa sulit maupun senang. Hubungan ini telah terjalin sejak lama, bahkan sebelum keduanya menjabat sebagai kepala negara.
Menariknya, perjalanan politik Prabowo dan Anwar memiliki benang merah. Keduanya pernah tersingkir dari panggung kekuasaan pada 1998: Prabowo dari dunia militer, Anwar dari jabatan Wakil Perdana Menteri Malaysia.
Namun, keduanya memilih tetap berada di jalur perjuangan. Konsistensi itu kini membuahkan hasil ketika mereka dipercaya memimpin masing-masing negara.
Pertemuan terbaru di Jakarta membawa sejumlah agenda strategis, antara lain kerja sama ekonomi, perdagangan, pendidikan, serta isu kawasan dan global. Keduanya juga membahas persiapan Konsultasi Tahunan ke-13 Indonesia–Malaysia yang dijadwalkan digelar akhir tahun ini.
Bagi Indonesia, Malaysia adalah mitra penting. Negara jiran itu tidak hanya penyumbang wisatawan asing terbesar ke Tanah Air, tetapi juga menjadi tempat tinggal bagi diaspora Indonesia terbanyak di luar negeri.
Karena itu, kerja sama kedua negara bukan semata urusan bilateral, melainkan juga menyangkut stabilitas kawasan ASEAN.
Kedekatan pribadi antara Prabowo dan Anwar dinilai menjadi modal penting dalam memperkuat hubungan bilateral. Pendekatan informal yang dijalin keduanya mampu menghasilkan langkah konkret, seperti kerja sama ketahanan pangan hingga perlindungan pekerja migran Indonesia di Malaysia.
Di mata diaspora Indonesia di Malaysia, Prabowo dinilai mampu membangkitkan semangat nasionalisme dari kejauhan. Melalui pidato dan pernyataannya, ia membangun narasi kebangsaan yang menginspirasi generasi muda, baik di dalam maupun luar negeri.
Baca Juga: Hilirisasi Nikel Jadi Kunci Indonesia Menuju Negara Industri Berbasis Energi Bersih
Selain menunjukkan kapasitas sebagai negarawan, Prabowo juga dinilai memiliki pemahaman geopolitik yang kuat. Relasinya yang luas dengan para pemimpin di ASEAN, Asia, hingga dunia menjadi kekuatan dalam menempatkan Indonesia di panggung global.
Sementara itu, tantangan hubungan Indonesia–Malaysia tetap ada, terutama di ruang digital. Gesekan di media sosial kerap menciptakan persepsi negatif antarwarga kedua negara.
Untuk itu, peran politisi muda dan generasi milenial sangat penting sebagai jembatan pemahaman dan penjaga hubungan baik antarnegara.
Kedekatan Prabowo dan Anwar patut menjadi inspirasi. Keduanya menunjukkan bahwa konsistensi dan integritas dalam perjuangan akan menemukan jalannya.
Hubungan mereka menjadi fondasi kuat bagi kolaborasi lintas batas, generasi, dan sektor, demi menciptakan masa depan yang harmonis dan saling menguntungkan di kawasan ASEAN. (Antara)