Yusril Tegaskan Tak Pernah Singgung MoU Helsinki soal Status Empat Pulau

Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra mengimbau masyarakat Aceh untuk tidak salah memahami pernyataannya terkait status empat pulau yang sempat menjadi polemik antara Aceh dan S

Elara | MataMata.com
Kamis, 19 Juni 2025 | 17:53 WIB
Menko Kumham Imipas Yusril Ihza Mahendra. ANTARA/HO-Kemenko Kumham Imipas RI

Menko Kumham Imipas Yusril Ihza Mahendra. ANTARA/HO-Kemenko Kumham Imipas RI

Matamata.com - Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra mengimbau masyarakat Aceh untuk tidak salah memahami pernyataannya terkait status empat pulau yang sempat menjadi polemik antara Aceh dan Sumatera Utara.

Empat pulau yang dimaksud—Mangkir Gadang, Mangkir Ketek, Lipan, dan Panjang—telah diputuskan menjadi bagian dari wilayah Provinsi Aceh oleh Presiden Prabowo Subianto.

Namun, sejumlah tokoh masyarakat Aceh menilai pernyataan Yusril tidak menghargai MoU Helsinki.

Yusril menegaskan, tidak ada satu pun pihak yang menafikan peran penting MoU Helsinki dalam menyelesaikan konflik antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan pemerintah pusat.

Dalam pertemuan bersama tokoh masyarakat Indonesia di Sydney, Australia, ia mengklarifikasi bahwa pernyataannya tak bermaksud menyepelekan nota kesepahaman tersebut.

"MoU Helsinki memang menjadi landasan utama dalam menyelesaikan persoalan Aceh. Tapi dalam hal status empat pulau, rujukan hukumnya bukan MoU maupun UU Nomor 24 Tahun 1956," ujarnya.

Menurut Yusril, undang-undang yang disinggung dalam MoU hanya menyebutkan wilayah administratif berupa kabupaten, tanpa menjelaskan detail batas pulau.

Oleh karena itu, rujukan hukum yang digunakan adalah UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang telah diperbarui dengan UU Nomor 9 Tahun 2015. Penetapan batas wilayah kini mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri.

Yusril juga menjelaskan bahwa keputusan Presiden Prabowo berdasarkan kesepakatan tahun 1992 antara Gubernur Aceh saat itu, Ibrahim Hasan, dan Gubernur Sumatera Utara, Raja Inal Siregar, yang disusun atas arahan Presiden Soeharto dan Mendagri Rudini.

Ia mengaku heran dengan anggapan bahwa dirinya tidak menghormati MoU Helsinki. "Saya ikut menyusun RUU Pemerintahan Aceh, dan jauh sebelum MoU Helsinki, saya sudah mengusulkan nama Nanggroe Aceh Darussalam dan Qanun Syariat Islam," katanya.

Baca Juga: Kimberly Ryder Siap Cabut Laporan Penggelapan Mobil oleh Mantan Suaminya, Ini Syaratnya

Yusril juga menyebut komitmennya terhadap Aceh tak pernah berubah sejak diperkenalkan kepada tokoh Aceh Tengku Muhammad Daoed Beureueh oleh gurunya, Prof. Osman Raliby, pada 1978.

"Saya kualat kalau sampai tidak membantu masyarakat Aceh," pungkasnya. (Antara)

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan bahwa penetapan selebgram Lisa Mariana Presley Zulkandar (LM) sebagai ters...

news | 08:30 WIB

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) membuka peluang investasi bagi para pelaku usaha dan in...

news | 07:30 WIB

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah menelusuri dugaan pengondisian mesin electronic data capture (EDC) dalam penyi...

news | 06:20 WIB

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menginstruksikan percepatan proses lelang proyek pembangunan di Jakarta agar d...

news | 16:30 WIB

Ketua Umum DPP Pemuda Tani Indonesia, Budisatrio Djiwandono, menilai kebijakan penurunan harga pupuk menjadi kado istime...

news | 15:30 WIB

Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia (BPKN RI) menyatakan siap memanggil manajemen dan Direktur Utama...

news | 14:30 WIB

Presiden Brazil Luiz Incio Lula da Silva mengajak Indonesia untuk memperkuat sekaligus memperbarui kemitraan strategis y...

news | 14:15 WIB

Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan kekagumannya terhadap Presiden Brazil Luiz Incio Lula da Silva dan menyebut bany...

news | 13:00 WIB

Suasana hangat mewarnai pertemuan antara Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Brazil Luiz Incio Lul...

news | 11:40 WIB

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) melalui Pusat Pasar Kerja mencatat sebanyak 938.353 peluang kerja tersedia sepanj...

news | 11:30 WIB