BMKG Imbau Pelayaran Waspadai Gelombang Tinggi di Perairan Sabang-Banda Aceh

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda (SIM) Banda Aceh mengimbau pelaku pelayaran untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi di perairan SabangBanda Aceh.

Elara | MataMata.com
Senin, 09 Juni 2025 | 19:35 WIB
Ilustrasi Warga melintas di kawasan tanggul yang dihantam gelombang pasang di kawasan Gampong Jawa, Kec. Meuraxa Kota, Banda Aceh. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

Ilustrasi Warga melintas di kawasan tanggul yang dihantam gelombang pasang di kawasan Gampong Jawa, Kec. Meuraxa Kota, Banda Aceh. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

Matamata.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda (SIM) Banda Aceh mengimbau pelaku pelayaran untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi di perairan Sabang–Banda Aceh.

Saat ini, tinggi gelombang di kawasan tersebut mencapai 1,25 hingga 2,5 meter dengan kecepatan angin sekitar 15 knot.

Prakirawan BMKG SIM Banda Aceh, Khairul Akbar, menyatakan bahwa kondisi tersebut tidak aman bagi aktivitas pelayaran, khususnya bagi kapal cepat. Sejumlah keberangkatan kapal cepat dari Banda Aceh menuju Sabang bahkan telah dibatalkan.

"Gelombang di perairan Sabang-Banda Aceh sekitar 1,25 hingga 2,5 meter, dengan kecepatan angin 15 knot," ujar Khairul, Senin (9/6). Ia menambahkan, “Dengan kondisi gelombang dan kecepatan angin tersebut, maka sangat tidak aman bagi pelayaran, terutama kapal cepat.”

Meski belum ada pembatalan perjalanan untuk kapal feri, BMKG menilai kondisi cuaca tetap berisiko. Kecepatan angin maksimum diperkirakan bisa mencapai 30 knot, sehingga potensi bahaya tetap ada.

"Untuk kapal feri juga sebenarnya tidak aman karena maksimal angin bisa 30 knot. Sampai saat ini kapal feri belum ada pembatalan. Tetapi, saran keselamatan untuk feri juga perlu diperhatikan," ujarnya.

BMKG juga merinci ambang batas risiko keselamatan pelayaran berdasarkan jenis kapal. Perahu nelayan berisiko jika kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang 1,25 meter.

Sementara kapal tongkang berisiko pada angin 16 knot dengan gelombang 1,5 meter, kapal feri pada 21 knot dan 2,5 meter, serta kapal besar pada 27 knot dan 4 meter.

Khairul menekankan bahwa kondisi cuaca sepanjang Mei hingga September cenderung fluktuatif akibat anomali cuaca yang memicu perubahan angin dan curah hujan. Ia mengimbau masyarakat, khususnya pelaku pelayaran dan nelayan, agar selalu memantau informasi cuaca sebelum beraktivitas di laut.

"Sangat disarankan untuk memperhatikan kondisi sebelum melaut, walaupun memang perubahannya cepat," tutupnya. (Antara)

Baca Juga: Komisi III DPR Apresiasi Polri Tindak Preman Berkedok Ormas

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir memberikan pesan khusus kepada Kontingen Indonesia yang akan berlaga pada SEA G...

news | 17:30 WIB

Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) mulai menelusuri dugaan kerusakan hutan yang menjadi pemicu banjir da...

news | 16:15 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan terdapat 23 izin pertambangan yang berada di wilayah ter...

news | 15:36 WIB

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan bahwa pemerintah masih menunggu pengajuan resmi tambahan anggaran dar...

news | 14:00 WIB

Seorang pelajar MTs Negeri 3 Banyuwangi, Jawa Timur, Reyno Felix Altair Hidayat, berhasil meraih prestasi membanggakan d...

news | 13:00 WIB

Kementerian Agama melalui Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Puspenma) bersama Lembaga Pengelol...

news | 12:00 WIB

Bupati Aceh Timur Minta Hunian Darurat untuk Korban Banjir Lokop...

news | 11:15 WIB

Sekitar 800 mahasiswa dari Universitas Palangka Raya (UPR) bersama sejumlah perguruan tinggi lain di Kalimantan Tengah m...

news | 08:30 WIB

Pemerintah akan mengaktifkan perangkat Very Small Aperture Terminal (VSAT), yakni stasiun bumi telekomunikasi berukuran ...

news | 07:30 WIB

Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka menyampaikan belasungkawa atas musibah banjir bandang dan tanah longsor yang me...

news | 06:00 WIB