(Instagram/Bernadya)
Matamata.com - Penyanyi dan penulis lagu Indonesia, Bernadya, baru-baru ini ramai diperbincangkan setelah dituduh menerjemahkan lirik lagu Taylor Swift untuk karya miliknya. Tuduhan tersebut mencuat di media sosial, memicu perdebatan di antara para penggemar musik Tanah Air maupun penggemar musisi internasional.
Bernadya pun akhirnya angkat bicara, menegaskan bahwa karya-karyanya lahir dari inspirasi pribadi, bukan hasil terjemahan atau penjiplakan.
Awal mula polemik ini terjadi ketika sejumlah warganet menyoroti kemiripan tema dan diksi dalam lirik lagu Bernadya dengan salah satu lagu milik Taylor Swift. Mereka berasumsi bahwa penyanyi muda ini hanya menggubah dan menerjemahkan karya musisi pop dunia tersebut.
Komentar-komentar miring pun membanjiri akun media sosial Bernadya. Menanggapi tudingan tersebut, ia mengaku sudah lelah harus selalu memberikan penjelasan.
"Saya capek harus klarifikasi terus setiap lagu aku dibilang terjemahan atau niru lagu orang lain," ungkap Bernadya dalam salah satu pernyataannya kepada awak media.
Bernadya juga menegaskan, setiap proses kreatif yang ia lakukan lahir dari pengalaman pribadi, bukan sekadar mencomot karya orang lain. Ia menilai tudingan tersebut tidak hanya melecehkan karyanya, tetapi juga merugikan proses kreatif para musisi yang berjuang untuk orisinil dalam berkarya.
"Ketika lagu saya dituduh hasil terjemahan padahal nggak, rasanya sakit dan jujur ini juga merugikan saya sebagai musisi yang berkarya dari pengalaman pribadi," ujar Bernadya. Ia menambahkan, meski mengidolakan banyak musisi luar negeri, termasuk Taylor Swift, kreativitasnya selalu datang dari perjalanan hidup dan pengamatan terhadap sekeliling.
![Bernadya [Instagram/bernadyaribka]](https://media.matamata.com/thumbs/2023/03/09/81250-bernadya-instagrambernadyaribka/745x489-img-81250-bernadya-instagrambernadyaribka.jpg)
Lebih lanjut, Bernadya berharap masyarakat dan netizen bisa lebih objektif sebelum melontarkan tuduhan yang tak berdasar. Ia juga mengajak para pendengar musik untuk lebih menghargai proses panjang yang dilalui seorang musisi hingga bisa menghasilkan sebuah lagu.
"Setiap karya itu punya cerita, pengalaman, dan perasaan sendiri. Kalau cuma karena liriknya sama-sama soal patah hati lalu dibilang plagiat, menurut saya itu nggak adil. Saya berharap orang mau lebih terbuka dan menghargai proses," tegasnya lagi.
Tudingan plagiat di industri musik memang bukan hal baru. Berulang kali, musisi Tanah Air maupun internasional harus menghadapi tuduhan tidak menyenangkan seperti ini meski tanpa bukti yang jelas. Kondisi serupa kini dialami Bernadya, yang harus berulang kali memberikan klarifikasi dan membela hasil karyanya sendiri.
Walau demikian, Bernadya memastikan tidak akan menyerah dan berhenti berkarya. Ia tetap bersemangat menciptakan lagu-lagu baru dan berjanji tetap jujur serta konsisten dengan warna musik yang ia pilih. "Saya akan tetap berkarya dengan caraku sendiri. Selama lagu itu murni dari pengalaman dan perasaan saya, insya Allah hasilnya akan sampai ke hati pendengar," pungkasnya.
Kasus yang menimpa Bernadya kembali menyoroti pentingnya edukasi soal hak cipta dan apresiasi terhadap karya seni di Indonesia. Tuduhan plagiat tanpa dasar dapat menurunkan semangat pelaku seni dan merusak reputasi yang sedang mereka bangun. Melalui klarifikasi ini, Bernadya berharap polemik segera mereda dan publik bisa lebih bijak dalam menilai karya musik Tanah Air.