Pemerintah Kaji Ulang Kebijakan Devisa Hasil Ekspor, Dampak ke Cadangan Nasional Dinilai Belum Optimal

Pemerintah berencana meninjau ulang kebijakan devisa hasil ekspor (DHE) yang dinilai belum memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan cadangan devisa nasional.

Elara | MataMata.com
Selasa, 14 Oktober 2025 | 07:15 WIB
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa seusai melakukan serah terima jabatan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Kantor LPS, Jakarta, Rabu (8/10/2025). ANTARA/Muhammad Heriyanto

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa seusai melakukan serah terima jabatan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Kantor LPS, Jakarta, Rabu (8/10/2025). ANTARA/Muhammad Heriyanto

Matamata.com - Pemerintah berencana meninjau ulang kebijakan devisa hasil ekspor (DHE) yang dinilai belum memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan cadangan devisa nasional.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, meski kebijakan tersebut telah berjalan sejak awal Maret 2025, hasilnya belum terlihat optimal.

“Devisa hasil ekspor akan ditinjau lagi. Saya ngatur devisa kan enggak seberapa detail, tapi kelihatannya hasilnya belum betul-betul berdampak ke jumlah cadangan devisa kita. Jadi, BI (Bank Indonesia) mungkin akan melihat (devisa hasil ekspor) lagi,” ujar Purbaya di Jakarta, Senin (14/10).

Purbaya menjelaskan, arah kebijakan selanjutnya akan ditentukan setelah melalui pembahasan lintas kementerian dan lembaga yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.

“Arahannya mereka (pemerintah) akan diskusikan lagi. Tapi, saya enggak ini, biar aja nanti Bapak (Prabowo) yang ngomongin,” katanya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo menggelar rapat terbatas di kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta, pada Minggu (12/10). Rapat tersebut membahas sejumlah isu strategis, termasuk efektivitas kebijakan devisa hasil ekspor, dan dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi negara seperti Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, serta pejabat tinggi TNI, BIN, dan kementerian terkait lainnya.

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan evaluasi dilakukan karena kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2025 belum mampu meningkatkan cadangan devisa secara signifikan.

“Salah satunya (yang dibahas) mengenai sistem keuangan dan sistem perbankan kita, termasuk tadi membahas mengenai hasil dari peraturan pemerintah (PP) yang kita keluarkan berkenaan dengan masalah devisa hasil ekspor,” ujar Prasetyo.

Ia menambahkan, masih terdapat sejumlah celah dalam regulasi yang memungkinkan sebagian eksportir tidak menempatkan devisa hasil ekspor sumber daya alamnya di bank domestik.

“Ya masih ada beberapa (celah, red.) yang memungkinkan devisa kita belum seoptimal yang kita harapkan, makanya itu yang diminta untuk segera dipelajari kembali,” sambungnya.

Baca Juga: Penuh Tantangan! Michelle Ziudith Datangi Gereja, Demi Dalami Peran di Film 'Jangan Panggil Mama Kafir'

Sebagai informasi, kebijakan DHE sumber daya alam resmi berlaku pada 1 Maret 2025, setelah Presiden Prabowo menerbitkan PP Nomor 8 Tahun 2025 yang mewajibkan seluruh eksportir menyimpan devisa hasil ekspor di perbankan dalam negeri.

Dalam pidatonya pada Februari 2025, Prabowo menargetkan cadangan devisa Indonesia dapat mencapai minimal 100 miliar dolar AS per tahun setelah kebijakan tersebut berjalan.

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Ratusan orang yang terdiri dari gabungan masyarakat, mahasiswa, dan karang taruna menggelar aksi unjuk rasa di Alun-alun...

news | 17:45 WIB

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mengingatkan seluruh sekolah di Indonesia agar penegakan disiplin terh...

news | 16:30 WIB

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) resmi mengakhiri kerja sama dengan pelatih kepala Timnas Indonesia, Patrick...

news | 15:30 WIB

Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan ketersediaan ayam ras di seluruh Indonesia dalam kondisi aman dan mencukupi ...

news | 14:15 WIB

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meninjau langsung pelaksanaan program nasional Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang dig...

news | 13:00 WIB

Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (PW GP) Ansor Nusa Tenggara Barat (NTB), Irpan Suriadiata, menyesalkan tayangan pr...

news | 11:45 WIB

Ekonomi digital di Indonesia udah jalan jauh, tapi masih butuh waktu biar semua bisa ikut....

news | 11:22 WIB

Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya dalam menegakkan hukum dengan memerintahkan TNI untuk mengawal Kejaksaa...

news | 10:45 WIB

Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa pemerintah memperketat penerapan standar operasional prosedur (SOP) dalam pel...

news | 09:00 WIB

Presiden RI Prabowo Subianto mendapat apresiasi dari Chairman dan Editor-in-Chief Forbes Media, Steve Forbes, atas pidat...

news | 08:15 WIB