Kontroversi Nafa Urbach. (Instagram/nafaurbach)
Matamata.com - Nama Nafa Urbach belakangan kembali jadi sorotan publik.
Bukan karena karya seni atau aktivitas hiburannya, melainkan rangkaian kontroversi yang terus menempel pada dirinya sejak beberapa tahun terakhir.
Mulai dari isu obat keras, video deepfake, hingga blunder di rapat DPR, setiap langkah Nafa seakan tak pernah lepas dari perdebatan.
Terbaru, pernyataannya yang mendukung kenaikan tunjangan anggota DPR hingga Rp50 juta per bulan langsung menuai gelombang kritik dari warganet dan sesama publik figur.
1. Isu Obat Keras (November 2023)
Sorotan pertama muncul ketika Nafa Urbach sempat dikaitkan dengan dugaan keterlibatan dalam peredaran obat keras di kawasan Senopati, Jakarta Selatan.
Dalam klarifikasinya, ia menegaskan bahwa yang dikonsumsinya hanyalah Neuralgin, obat sakit kepala bebas yang tersedia tanpa resep dokter:
"Neuralgin obat andalanku, jujur itu gak pake resep dokter pak krn dijual bebas."
Klarifikasi tersebut memang meredam isu, tetapi reputasinya sudah sempat terguncang oleh pemberitaan ini.
2. Video Deepfake TikTok (September 2024)
Baca Juga: Fakta Gaji Anggota DPR, Benarkah Capai Rp100 Juta Per Bulan? Ini Rinciannya
Kontroversi kembali meledak saat sebuah video viral menampilkan Nafa seolah-olah sedang membagikan uang belasan juta rupiah di TikTok.
Warganet ramai menyoroti gaya kontennya yang dinilai lebay.
Namun setelah ditelusuri, video tersebut ternyata 99,4% deepfake, hasil rekayasa teknologi AI.
Versi asli video hanya berisi ucapan Hari Lahir Pancasila.
Meskipun akhirnya terbukti palsu, citra Nafa sempat kembali tergoyahkan.
3. Salah Sebut Gelar di Rapat DPR (Oktober 2024)
Tidak lama setelah insiden deepfake, Nafa lagi-lagi disorot karena disebut salah menyapa atau menyebut gelar dalam sebuah rapat DPR, kesalahan yang, meski sekilas sepele, mencuat karena publik menuntut ketelitian dan profesionalisme dari wakil rakyat.
4. Dukungan terhadap Kenaikan Tunjangan DPR (Agustus 2025)
Kontroversi terbaru yang sedang menjadi pusat perbincangan adalah pernyataan Nafa yang membela rencana kenaikan tunjangan rumah bagi anggota DPR hingga Rp50 juta per bulan.
Ia beralasan bahwa anggota dewan tidak lagi memiliki rumah dinas dan banyak yang berasal dari luar kota, sehingga harus membayar sewa agar dekat dengan kantor DPR di Senayan.
Ia mencontohkan: "Saya aja yang tinggalnya di Bintaro, macetnya luar biasa. Ini udah setengah jam di perjalanan, masih macet."
5. Respons Negatif Warganet & Penutupan Kolom Komentar
Pernyataan Nafa langsung memicu kecaman.
Banyak warganet menilai argumennya tidak peka terhadap kesulitan masyarakat sehari-hari yang juga menghadapi kemacetan, biaya sewa, pajak, dan hidup dengan gaji UMR.
Kritikan pedas pun membanjiri kolom komentar Instagramnya, yang akhirnya ia tutup, hingga diberi label “antikritik.”
6. Sindiran Pedas dari Sosok Publik, Joko Anwar
Sutradara Joko Anwar ikut menyoroti dan menyindir pernyataan Nafa.
Ia membagikan tangkapan layar pernyataan Nafa dan menambahkan caption tajam:
"Makanya voters, pilih wakil di DPR yang pinter, jangan sekedar artis."
Sindiran ini tak hanya mengkritik keputusan politik Nafa, tetapi juga menyentil pentingnya memilih wakil rakyat yang kompeten secara substansi, bukan sekadar nama dan ketenaran.