Jakarta Tempati Peringkat Kedua Kota dengan Udara Terburuk di Dunia

Jakarta kembali disorot terkait kondisi lingkungannya. Pada Selasa (22/7) pagi, kualitas udara di Ibu Kota tercatat sebagai yang terburuk kedua di dunia menurut situs pemantau kualitas udara IQAir.

Elara | MataMata.com
Selasa, 22 Juli 2025 | 10:30 WIB
Petugas gabungan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Perhubungan (Dishub) dan Subdit Gakkum Polda Metro Jaya melakukan operasi gabungan untum uji emisi pada kendaraan berat di Jl. Daan Mogot KM 18, Jakarta Barat, Senin (21/7/2025). (ANTARA/Dinas Lingkungan Hidup DKI)

Petugas gabungan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Perhubungan (Dishub) dan Subdit Gakkum Polda Metro Jaya melakukan operasi gabungan untum uji emisi pada kendaraan berat di Jl. Daan Mogot KM 18, Jakarta Barat, Senin (21/7/2025). (ANTARA/Dinas Lingkungan Hidup DKI)

Matamata.com - Jakarta kembali disorot terkait kondisi lingkungannya. Pada Selasa (22/7) pagi, kualitas udara di Ibu Kota tercatat sebagai yang terburuk kedua di dunia menurut situs pemantau kualitas udara IQAir.

Berdasarkan data yang diakses pukul 06.00 WIB, Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) Jakarta mencapai angka 159, yang masuk kategori tidak sehat, dengan konsentrasi polusi PM2.5 sebesar 67 mikrogram per meter kubik.

Kategori ini mengindikasikan bahwa udara di Jakarta berisiko membahayakan kelompok sensitif, seperti anak-anak, lansia, serta penderita penyakit pernapasan. "Tingkat kualitas udaranya tidak sehat bagi kelompok sensitif karena dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika," demikian penjelasan dari IQAir.

Warga pun disarankan membatasi aktivitas di luar ruangan dan menggunakan masker saat beraktivitas di luar. "Jika berada di luar ruangan gunakanlah masker, kemudian menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor," lanjut imbauan dari situs tersebut.

Sebagai pembanding, kategori udara baik memiliki rentang PM2.5 sebesar 0–50 dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi manusia, hewan, atau lingkungan. Sementara itu, kategori sangat tidak sehat berada di rentang PM2.5 200–299, dan berbahaya pada angka 300–500.

Secara global, Jakarta hanya kalah dari Kinshasa (Kongo-Kinshasa) yang berada di posisi pertama dengan AQI 191. Di bawah Jakarta, berturut-turut ada Kampala (Uganda) dengan AQI 156, Delhi (India) di angka 153, dan Addis Ababa (Etiopia) dengan skor 146.

Menanggapi kondisi tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta telah meluncurkan platform pemantauan kualitas udara terintegrasi. Sistem ini didukung oleh 31 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta.

Data dari seluruh SPKU, termasuk milik DLH Jakarta, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), World Resources Institute (WRI) Indonesia, dan Vital Strategies, kini ditampilkan dalam satu platform. Inisiatif ini menjadi penyempurnaan sistem pemantauan yang telah ada sebelumnya, dan telah disesuaikan dengan standar nasional. (Antara)

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) telah melakukan klarifikasi terhadap 27 perusahaan yang tersebar di P...

news | 18:03 WIB

Sejumlah pejabat tinggi negara meninjau pelaksanaan ibadah Misa Malam Natal di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Rabu (24/...

news | 17:00 WIB

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menanggapi isu dugaan keterlibatan anggota DPR RI dalam kasus dugaan suap ijon proyek...

news | 16:00 WIB

Kementerian Agama (Kemenag) secara resmi meluncurkan Program Masjid Ramah Pemudik untuk mendukung kelancaran arus perjal...

news | 15:00 WIB

Presiden Prabowo Subianto menerima laporan terbaru mengenai perkembangan pembangunan "Kampung Haji" bagi jemaah Indonesi...

news | 14:15 WIB

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, menginstruksikan jajaran Pemerintah Provinsi Jakarta untuk mempercepat prose...

news | 13:00 WIB

PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) berhasi...

news | 12:00 WIB

Anggota Komisi IX DPR RI, Neng Eem Marhamah Zulfa, meminta pemerintah segera mengambil langkah darurat untuk mengatasi s...

news | 09:15 WIB

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memastikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar tidak akan menyelenggarakan pesta kemb...

news | 08:15 WIB

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menega...

news | 07:00 WIB