Udara Jakarta Kembali Buruk, Masuk 3 Besar Kota Paling Tercemar di Dunia

Kualitas udara di Jakarta kembali jadi sorotan. Pada Jumat pagi, ibu kota menempati peringkat ketiga sebagai kota dengan udara terburuk di dunia, menurut pemantauan situs IQAir.

Elara | MataMata.com
Jum'at, 20 Juni 2025 | 07:57 WIB
Ilustrasi - Suasana tugu Monas yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/hp/am.

Ilustrasi - Suasana tugu Monas yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/hp/am.

Matamata.com - Kualitas udara di Jakarta kembali jadi sorotan. Pada Jumat pagi, ibu kota menempati peringkat ketiga sebagai kota dengan udara terburuk di dunia, menurut pemantauan situs IQAir.

Berdasarkan data pada pukul 05.47 WIB, Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) di Jakarta mencapai angka 159. Nilai ini menempatkan Jakarta dalam kategori "tidak sehat", dengan tingkat konsentrasi polutan PM2.5 mencapai 67,2 mikrogram per meter kubik.

Angka tersebut menunjukkan bahwa kualitas udara di Jakarta dapat membahayakan kelompok sensitif, termasuk manusia, hewan tertentu, serta memengaruhi tumbuhan dan estetika lingkungan.

Masyarakat diimbau untuk membatasi aktivitas di luar ruangan, menggunakan masker bila terpaksa keluar, dan menutup jendela guna mengurangi paparan udara kotor dari luar.

Sebagai perbandingan, kategori kualitas udara dibagi menjadi beberapa level:

Baik (0–50 PM2.5): tidak berisiko bagi kesehatan.
Sedang (51–100): tidak berdampak bagi manusia, namun bisa memengaruhi tumbuhan sensitif.
Tidak sehat (101–200): berisiko bagi kelompok rentan.
Sangat tidak sehat (201–299): berpotensi membahayakan sejumlah segmen populasi.
Berbahaya (300–500): dapat memicu dampak serius pada kesehatan.
Adapun dua kota dengan kualitas udara lebih buruk dari Jakarta adalah Kuwait City (AQI 184) dan Kinshasa, Kongo (AQI 160). Di bawah Jakarta, terdapat Lahore, Pakistan (AQI 155) dan Santiago, Chile (AQI 119).

Sebagai langkah pemantauan dan transparansi data, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta telah meluncurkan platform pemantau kualitas udara yang mengintegrasikan data dari 31 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) di seluruh Jakarta.

Platform ini menggabungkan data dari DLH DKI Jakarta, BMKG, World Resources Institute (WRI) Indonesia, serta Vital Strategies, dan dirancang sesuai standar pemantauan nasional. (Antara)

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) telah melakukan klarifikasi terhadap 27 perusahaan yang tersebar di P...

news | 18:03 WIB

Sejumlah pejabat tinggi negara meninjau pelaksanaan ibadah Misa Malam Natal di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Rabu (24/...

news | 17:00 WIB

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menanggapi isu dugaan keterlibatan anggota DPR RI dalam kasus dugaan suap ijon proyek...

news | 16:00 WIB

Kementerian Agama (Kemenag) secara resmi meluncurkan Program Masjid Ramah Pemudik untuk mendukung kelancaran arus perjal...

news | 15:00 WIB

Presiden Prabowo Subianto menerima laporan terbaru mengenai perkembangan pembangunan "Kampung Haji" bagi jemaah Indonesi...

news | 14:15 WIB

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, menginstruksikan jajaran Pemerintah Provinsi Jakarta untuk mempercepat prose...

news | 13:00 WIB

PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) berhasi...

news | 12:00 WIB

Anggota Komisi IX DPR RI, Neng Eem Marhamah Zulfa, meminta pemerintah segera mengambil langkah darurat untuk mengatasi s...

news | 09:15 WIB

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memastikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar tidak akan menyelenggarakan pesta kemb...

news | 08:15 WIB

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menega...

news | 07:00 WIB