Angka Kelahiran Bayi di Korea Selatan Terus Menurun, Populasi Penduduk Terancam

Penurunan angka kelahiran bayi di Korea Selatan membuat Presiden Korsel Yoon Suk Yeol khawatir. Dia pun menyerukan agar persoalan di negaranya itu segera diatasi.

Riki Chandra | MataMata.com
Rabu, 27 Desember 2023 | 17:25 WIB
Ilustrasi bayi baru lahir. [Dok.Antara]

Ilustrasi bayi baru lahir. [Dok.Antara]

Matamata.com - Penurunan angka kelahiran bayi di Korea Selatan membuat Presiden Korsel Yoon Suk Yeol khawatir. Dia pun menyerukan agar persoalan di negaranya itu segera diatasi.

"Waktunya semakin singkat. Saya berharap setiap lembaga pemerintah menangani masalah rendahnya angka kelahiran dengan tekad yang luar biasa," kata Presiden Korsel Yoon Suk Yeol yang diterbitkan kantor berita Yonhap News di Seoul.

Dia mendesak para pejabat untuk mengatasi masalah tersebut dari perspektif yang berbeda secara fundamental. Dia menyerukan solusi efektif terhadap angka kelahiran yang menurun, mengingat Korsel memiliki angka kelahiran terendah di dunia.

Penurunan populasi yang terus menerus telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengambil kebijakan karena tingkat kesuburan negara itu tercatat pada level terendah 0,7 pada kuartal ketiga tahun ini.

"Angka tersebut jauh di bawah tingkat penggantian sebesar 2,1, yang diperlukan untuk menjaga stabilitas populasi di angka 51 juta jiwa," menurut laporan kantor berita tersebut.

Mengacu pada "persaingan yang ketat" di bidang seperti pendidikan sebagai salah satu penyebab menurunnya angka kelahiran, Yoon mengatakan: "Masalah rendahnya angka kelahiran mengharuskan kita untuk menangani situasi ini dengan lebih serius dan memikirkan penyebab sekaligus solusi dari dimensi yang berbeda dari sebelumnya."

Korsel mengalami penurunan jumlah kelahiran baru meskipun telah mengeluarkan dana sekitar 200 miliar dolar AS (sekitar Rp3,08 kuadriliun) selama 16 tahun terakhir untuk mendorong pertumbuhan penduduk.

Dalam laporannya baru-baru ini, Forum Ekonomi Dunia mengingatkan bahwa jika angka kelahiran yang rendah saat ini terus berlanjut, maka jumlah kelahiran di negara Asia Timur itu "akan berkurang setengah dari angka kelahiran saat ini pada akhir abad ini."

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menelusuri dugaan penyaluran dana program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate...

news | 15:15 WIB

Kuasa hukum mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, Hotman Paris Hutapea, menegaska...

news | 14:15 WIB

Pemerintah China menepis tuduhan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menuding adanya konspirasi antara China, Rus...

news | 13:00 WIB

Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X memimpin prosesi "Jejak Banon" dalam rangkaian Hajad...

news | 11:15 WIB

Perum Bulog memastikan kualitas stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang mencapai 3,9 juta ton tetap terjaga demi menja...

news | 10:00 WIB

Presiden RI Prabowo Subianto menekankan pentingnya pemerataan investasi dan penciptaan lapangan kerja di seluruh daerah,...

news | 09:15 WIB

Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menyampaikan bahwa pagu anggaran Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tahun ...

news | 08:15 WIB

Sivitas akademika Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang terdiri atas rektor, wakil rektor, dekan, wakil dekan, de...

news | 07:15 WIB

Penasihat Khusus Presiden bidang Pertahanan Nasional Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman angkat bicara terkait isu yang m...

news | 19:15 WIB

Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai menurunkan tim khusus untuk menangani pemulihan korban aksi demonstrasi d...

news | 18:00 WIB
Tampilkan lebih banyak