Ghost Train: Saat Horor Jadi Cermin Sifat Gelap Manusia

"Manusia selalu menginginkan apa yang tidak dimiliki oleh orang lain."

Elara | MataMata.com
Sabtu, 26 Juli 2025 | 11:15 WIB
Film

Film "Ghost Train" asal Korea Selatan tayang di bioskop pada 25 Juli 2025. ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti

Matamata.com - "Manusia selalu menginginkan apa yang tidak dimiliki oleh orang lain." Kalimat ini tak sekadar menjadi dialog dalam film horor Korea Selatan Ghost Train, melainkan cermin bagi sisi tergelap manusia yang penuh rasa iri, rakus, dan haus pengakuan.

Film garapan Tak Se Woong ini mengangkat kisah seorang YouTuber bernama Da Gyeong (diperankan Joo Hyun Young) yang tengah mengalami kemunduran karier. Kanal YouTube-nya menurun drastis dan posisinya tergeser oleh rekan seprofesi yang sukses lewat konten kecantikan. Dalam percintaan pun, Da Gyeong merasa tak pantas mengungkapkan perasaannya pada Woo Jin (Choi Bo Min), pria yang ia sukai.

Berbekal ambisi membuktikan dirinya masih relevan dan ingin menarik perhatian Woo Jin, Da Gyeong menelusuri rumor tentang orang-orang yang hilang di stasiun kereta bawah tanah. Ia bahkan menemui kepala stasiun (Jeon Bae Soo) demi mendapatkan cerita horor autentik untuk kontennya. Dialog kocak mereka menyegarkan suasana, namun juga menjadi titik balik perubahan karakter Da Gyeong.

Lima Babak, Lima Wajah Buruk Manusia
Film ini terbagi dalam lima babak, masing-masing menyoroti sisi gelap manusia yang berbeda. Tak Se Woong mengemas tiap babak dengan nuansa urban legend lokal yang dibalut kengerian khas Korea.

Babak pertama menggambarkan sifat suka mengkritik dan merendahkan. Karakter utamanya adalah mahasiswa yang kerap menghakimi orang lain, bahkan tanpa mengenal mereka.

Di babak kedua, kisah bergeser pada remaja SMA yang penasaran dengan seorang perempuan berpakaian pasca-operasi plastik. Sang remaja mulai membandingkan dirinya, hingga muncul rasa iri. Momen mengejutkan memperkuat keinginannya untuk tampil lebih menarik.

Babak ketiga menjadi sorotan paling kuat, menampilkan tunawisma yang bertahan hidup dari sisa makanan dan uang receh. Hidupnya makin pahit ketika diperas sesama tunawisma, hingga akhirnya tergoda oleh koin merah—simbol perubahan sekaligus godaan untuk mengorbankan orang lain demi kemewahan.

Pada cerita keempat, YouTuber kecantikan tampil sebagai sosok yang tak pernah puas. Ia membenci rekan kerja yang lebih sukses, bahkan memanipulasi rekan pria di kantor untuk menjatuhkan pesaingnya.

Babak terakhir kembali pada Da Gyeong. Ia menanggung konsekuensi atas rasa ingin tahu yang tak terbendung. Proses pembuatan konten YouTube tergambarkan secara mendetail, mulai dari riset, kunjungan lokasi, hingga live streaming.

Kisah-kisah tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan terhubung dengan tema besar tentang fenomena sektarianisme yang tersembunyi dalam kemasan religius—fenomena yang memang kerap mencuat di Korea Selatan.

Baca Juga: KPK: Ridwan Kamil Samarkan Kepemilikan Kendaraan Lewat Nama Pegawai

Atmosfer Dingin dan Audio yang Mencekam
Ghost Train berhasil menampilkan suasana menyeramkan bukan hanya lewat cerita, tapi juga kekuatan visual dan audio. Filter warna dingin mendominasi, menambah nuansa gelap dan mencekam.

Setiap karakter yang digambarkan dengan sifat buruk akhirnya menerima balasan setimpal. Kalimat "tolong" menjadi seruan tragis yang mewakili titik terlemah manusia.

Walau hanya berlatar stasiun bawah tanah dan peron, film ini memperlihatkan detail yang sangat realistis. Misalnya, pada cerita kedua, poster-poster kecantikan yang menampilkan standar fisik ideal di Korea Selatan dipajang di berbagai sudut stasiun.

Efek suara seperti rem kereta, jeritan, hingga ketukan keras di jendela semakin menghidupkan ketegangan. Pemilihan aktor juga tepat, termasuk kehadiran Bomin dari grup Golden Child yang memberi sedikit jeda emosional dari intensitas horor.

Pada akhirnya, Ghost Train mengingatkan bahwa yang paling menakutkan di dunia ini bukanlah hantu—melainkan manusia itu sendiri. (Antara)

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri melalui NCB Interpol Indonesia mengajukan permohonan penerbitan red no...

news | 19:35 WIB

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut masih melakukan penghitungan terhadap uang yang dikembalikan pendakwah sekal...

news | 19:24 WIB

Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina mengusulkan agar pemerintah menghadirkan program beasiswa pendidikan kedokteran ...

news | 18:15 WIB

Menteri Pertanian (Mentan) RI Andi Amran Sulaiman optimistis Indonesia akan meraih swasembada pangan dalam waktu tiga bu...

news | 17:15 WIB

Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam segera mencairkan insentif bagi 670 dosen Mahad Aly di se...

news | 15:30 WIB

Presiden RI Prabowo Subianto dijadwalkan menghadiri peluncuran 25 ribu unit rumah subsidi siap huni yang akan digelar se...

news | 11:18 WIB

Sebanyak 100 ribu personel TNI akan dikerahkan dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 TNI yang digelar di Monumen N...

news | 10:15 WIB

Komisi XIII DPR RI menilai gagasan Menteri HAM Natalius Pigai untuk menyediakan ruang demonstrasi di halaman DPR sebagai...

news | 09:00 WIB

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa Taman Budaya dapat berfungsi sebagai pusat kegiatan seni dan budaya dalam ...

news | 08:00 WIB

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mendesak perusahaan minyak swasta di Indonesia untuk sege...

news | 07:15 WIB