Dorong Transisi Energi, IESR: Kolaborasi Indonesia-Tiongkok Harus Fokus pada Pengembangan Energi Hijau

Institute for Essential Services Reform (IESR) menekankan pentingnya kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok difokuskan pada percepatan transisi energi, penguatan ekonomi hijau, serta menghadapi tantangan perubahan iklim global.

Elara | MataMata.com
Selasa, 10 Juni 2025 | 20:30 WIB
Arsip foto - Presiden Prabowo Subianto (kedua kiri) bersama Perdana Menteri China Li Qiang (kanan) melakukan inspeksi barisan saat upacara kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (25/5/2025). Kunjungan kenegaraan PM China Li Qiang di Istana Kepresidenan Jakarta tersebut untuk mempererat dan meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dan China serta memperkuat kerja sama di berbagai bidang strategis kedua negara. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/mrh/tom.

Arsip foto - Presiden Prabowo Subianto (kedua kiri) bersama Perdana Menteri China Li Qiang (kanan) melakukan inspeksi barisan saat upacara kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (25/5/2025). Kunjungan kenegaraan PM China Li Qiang di Istana Kepresidenan Jakarta tersebut untuk mempererat dan meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dan China serta memperkuat kerja sama di berbagai bidang strategis kedua negara. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/mrh/tom.

Matamata.com - Institute for Essential Services Reform (IESR) menekankan pentingnya kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok difokuskan pada percepatan transisi energi, penguatan ekonomi hijau, serta menghadapi tantangan perubahan iklim global.

Penegasan ini disampaikan Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, dalam forum High-Level Dialogue: Advancing Indonesia-China Cooperation on Clean Energy and Green Development di Beijing, Selasa.

Menurut Fabby, baik Indonesia maupun Tiongkok sebagai dua negara dengan ekonomi dan tingkat emisi terbesar, memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi contoh bagi negara berkembang lainnya dalam merespons perubahan iklim.

Kolaborasi kedua negara diharapkan mampu mendorong transformasi menuju energi hijau dan berkelanjutan.

China, sebagai pemimpin global dalam pengembangan energi terbarukan, dinilai dapat mendukung Indonesia melalui investasi di bidang infrastruktur, industri teknologi energi bersih, peningkatan kapasitas kelembagaan, serta membantu proses dekarbonisasi industri pengolahan mineral dan sektor hilirisasi tanah air.

Berdasarkan riset IESR, potensi teknis energi terbarukan Indonesia mencapai lebih dari 7.700 GW—dua kali lipat dibandingkan data pemerintah.

Energi surya menempati porsi terbesar, dan IESR menilai pengembangan besar-besaran energi matahari, bersamaan dengan penggunaan sistem penyimpanan energi dan modernisasi jaringan listrik, menjadi jalur dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan yang paling ekonomis dan efektif.

Meskipun Indonesia masih menghadapi tantangan untuk memenuhi kebutuhan energi yang kian meningkat serta menjaga pertumbuhan ekonomi, beberapa pihak masih meragukan kemampuan energi terbarukan, terutama surya dan angin, karena sifatnya yang tidak selalu stabil.

Namun, Fabby menyebutkan pengalaman negara seperti China, India, dan Australia membuktikan tantangan tersebut bisa diatasi dengan teknologi penyimpanan energi terbaru, seperti baterai lithium-ion, sodium-ion, hingga teknologi solid-state, serta hydro pumped storage dan penyimpanan hidrogen.

Fabby juga menyoroti peluang strategis dalam kemitraan Indonesia-Tiongkok untuk membangun ekosistem teknologi surya di tanah air.

Baca Juga: Demi Raja Ampat Tetap Lestari, Presiden Prabowo Cabut Izin Tambang di Kawasan Pariwisata Dunia

Ia mendorong inisiatif China-Indonesia Solar Partnership yang meliputi produksi teknologi sel dan modul surya generasi terbaru, elektrifikasi pulau-pulau dengan PLTS dan sistem penyimpanan energi untuk menggantikan PLTD, serta riset bersama untuk optimalisasi teknologi surya di iklim tropis.

Selain itu, inisiatif ini juga mengusulkan pembiayaan hijau untuk rantai pasok serta kerja sama pengurangan emisi karbon dan perdagangan karbon internasional dari proyek PLTS berskala besar.

“Kemitraan ini ideal bagi Indonesia dan Tiongkok. Selain memperkuat penguasaan teknologi surya Tiongkok, juga mendukung kebutuhan Indonesia mengembangkan industri hijau sebagai pendorong ekonomi masa depan. Diharapkan, kemitraan ini segera menjadi bagian dari agenda resmi antara kedua negara tahun ini,” ujar Fabby.

Sejalan dengan itu, Parulian Silalahi—Wakil Kepala Perwakilan RI di Beijing—menyebutkan bahwa transisi energi bukan hanya soal menurunkan emisi, tapi juga membuka banyak kesempatan kerja dan investasi baru.

Beberapa investor asing, seperti Trina Solar dari Tiongkok dan SEG Solar dari Amerika Serikat, sudah memulai pembangunan pabrik panel surya di Jawa Tengah.

Parulian menambahkan, kekuatan teknologi dan produksi energi terbarukan Tiongkok dapat membantu Indonesia membangun rantai pasok yang terintegrasi, sehingga akselerasi transisi energi tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga kawasan Asia Tenggara.

Sementara itu, Zhang Jianyu, Direktur Eksekutif BRI Green Development Institute, menegaskan perlunya kolaborasi luas antar negara berkembang dalam mengatasi krisis iklim.

Perusahaan-perusahaan China seperti JA Solar, Trina Solar, dan Jinko Solar disebut punya kontribusi utama dalam penyediaan panel surya dan transfer keahlian teknis untuk mendukung arah transisi energi Indonesia. (Antara)

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Aparat gabungan di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mengamankan sebanyak 451 bungkus rokok ilegal dalam operasi penertiban...

news | 19:50 WIB

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Wa Ode Herlina menilai, keterlibatan Generasi Z dengan gagasan kreatif dan berpikir di...

news | 18:00 WIB

Kementerian Keuangan mencatat realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga 30 November 2025 mencapai Rp444,9 tr...

news | 17:00 WIB

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyerukan keterlibatan aktif perempuan sebagai kekuatan utama dalam up...

news | 16:00 WIB

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah menyalurkan subsidi dan kompensasi dengan total nilai mencapai Rp345,1 tri...

news | 15:00 WIB

Pemerintah China membantah tudingan telah memasok persenjataan kepada Kamboja terkait bentrokan perbatasan terbaru denga...

news | 13:00 WIB

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan kesiapan Jawa Timur menjadi motor utama dalam pencapaian swasemb...

news | 12:00 WIB

Presiden Prabowo Subianto menargetkan pembangunan hunian sementara (huntara) bagi warga terdampak bencana di Desa Salare...

news | 11:16 WIB

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan bahwa penurunan signifikan transaksi judi daring men...

news | 08:15 WIB

Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyatakan Jalan KKA yang menghubungkan Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bener M...

news | 07:00 WIB