Ian Kasela (Instagram/iankaselaradja)
Matamata.com - Pernyataan politikus PKS, Edy Mulyadi tentang Kalimantan yang diibaratkan sebagai tempat jin buang anak direspons oleh Ian Kasela. Lewat channel YouTube miliknya, vokalis band Radja ini meluapkan rasa kesalnya.
"Assalamualaikum, gue bingung harus berkata apa. Yang pasti geram banget, kesal banget," ujar Ian Kasela.
Tak cuma itu, Ian Kasela bahkan mengucap kata-kata kasar bagi siapa pun yang melecehkan tanah kelahirannya.
"Bangs**, sialan. Itu yang pantas ucapan untuk orang yang berani menghina Kalimantan. Apa salah Kalimantan bos? Yang ada, bumi daerah Kalimantan selalu dikerok," kata pelantun "Jujur" ini.
Ian Kasela menyayangkan sikap pihak-pihak yang menyalahkan Kalimantan usai Penajam Paser dijadikan ibu kota baru. Harusnya, mereka menyuarakan keresahan ke pemerintah selaku pembuat kebijakan.
"Masalah ibu kota dipindah ke Kalimantan itu kebijakan pemerintah pusat. Lo kalau enggak suka kebijakan itu, lo tentang lah. Jangan daerahnya lo salahkan. Aneh cara berpikirnya," ucap Ian Kasela.
Tak pantas menurut Ian Kasela bila daerah yang dipilih jadi ibu kota baru dijadikan sasaran ketidakpuasan pada pemerintah.
"Jangan sebut-sebut nama daerah lah, apalagi Kalimantan. Kalimantan tidak pernah berbuat ulah, catat itu," imbuh musisi 45 tahun ini.
Sebagaimana diketahui, politkus PKS Edy Mulyadi mengeluarkan pernyataan kontroversial tentang Kalimantan. Dalam video yang viral di media sosial, Edy mendiskreditkan Kalimantan sebagai wilayah yang sangat terpencil.
"Ini ada sebuah tempat elit, punya sendiri, yang harganya mahal, lalu dijual, pindah di tempat jin buang anak (Kalimantan). Pasarnya siapa? Kalau pasarnya kuntilanak dan genderuwo tidak apa-apa bangun di sana," ucap Edy Mulyadi.
Baca Juga: Miris Tahu Anji Kena Kasus Narkoba, Ian Kasela: Innalillahi!
Edy bahkan meyakini bahwa tidak ada orang Jakarta yang mau tinggal di Penajam Paser saat ibu kota sudah dipindahkan.
"Mana mau orang tinggal di Jakarta terus jual rumah demi tinggal di Penajam sana, menjadi warga ibu kota baru," katanya. (Adiyoga Priyambodo)