(Foto: ist)
Matamata.com - Gunung Etna di Pulau Sisilia, Italia, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan pada Minggu, 2 Juni 2024. Letusan gunung api tertinggi dan teraktif di Eropa ini memuntahkan awan abu vulkanik yang menjulang hingga 6,5 kilometer ke langit, memaksa pihak berwajib untuk menutup sementara Bandara Catania, yang berjarak sekitar 50 kilometer dari lokasi erupsi.
Observatorium Nasional Vulkanologi Italia (INGV) melaporkan letusan tersebut dimulai pada malam hari dengan aktivitas strombolian, yakni letusan berupa pancaran lava dan abu, dari kawah tenggara Etna.
"Kolom abu yang dihasilkan mencapai ketinggian 6.500 meter, menciptakan pemandangan dramatis di atas pulau Sisilia," demikian penjelasan dari INGV seperti dikutip Liputan6 dari AFP.
Akibat letusan ini, Bandara Internasional Catania mengalami gangguan operasional sejak pagi hari pada Senin, 3 Juni 2024. Dalam pernyataan resminya, otoritas bandara mengatakan, "Karena aktivitas erupsi Gunung Etna, bandara kami harus menutup operasi sementara guna menjamin keselamatan penerbangan."
Penutupan bandara menyebabkan sejumlah penerbangan terpaksa dibatalkan atau dialihkan ke bandara lain di dekatnya. Banyak calon penumpang terpaksa menunggu lebih lama di terminal bandara hingga otoritas memastikan landasan pacu kembali aman dari sebaran abu vulkanik.
"Kami sangat menyesal atas ketidaknyamanan ini, namun keselamatan adalah prioritas utama," lanjut pernyataan otoritas Bandara Catania.
Otoritas Proteksi Sipil Italia juga telah mengeluarkan peringatan kepada warga sekitar untuk tetap waspada dan mengurangi aktivitas di luar ruangan, terutama bagi mereka yang tinggal di zona rawan abu dan lava.
Partikel abu vulkanik yang melayang di udara berpotensi mengganggu kesehatan pernapasan serta mempersulit jarak pandang.
Meskipun letusan ini cukup besar, hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa maupun kerusakan berat di pemukiman sekitar lereng Gunung Etna. Namun, sejumlah wilayah selatan Sisilia melaporkan hujan abu tipis hingga ke kawasan pesisir.
"Hujan abu dari Etna mencapai beberapa kota terdekat, tetapi situasi masih terkendali," kata seorang petugas Proteksi Sipil setempat kepada media.
Gunung Etna telah berulang kali meletus dalam beberapa tahun terakhir, dengan aktivitas utama terjadi di kawah tenggaranya. “Letusan Gunung Etna merupakan fenomena reguler namun tetap perlu diawasi secara ketat,” ujar ilmuwan INGV.
Dengan tinggi sekitar 3.350 meter, Gunung Etna menjadi salah satu gunung api paling aktif di dunia. Letusan terbesarnya yang tercatat dalam sejarah terjadi pada tahun 1669, ketika lava panas menelan sebagian kota Catania.
Pihak berwenang kini masih terus memantau aktivitas Etna, sambil memberi imbauan kepada masyarakat dan pelaku transportasi udara untuk mengikuti perkembangan informasi terbaru. "Kami mengimbau warga tidak panik dan selalu mengikuti instruksi dari pihak berwenang," tutup pernyataan resmi INGV.
Letusan terbaru Gunung Etna ini kembali menjadi pengingat bagi warga Italia dan dunia akan potensi bahaya dari aktivitas vulkanik di kawasan Mediterania yang padat penduduk.