Transformasi Anang Hermansyah (Instagram/ananghijau)
Matamata.com - Kepergian ibunda Anang Hermansyah, Hj. Siti Rahmawati atau akrab disapa Bunda Iffet, menyisakan duka mendalam bagi keluarga, kerabat, dan para sahabat. Sosok Bunda Iffet tidak hanya dikenal sebagai ibu dari musisi kawakan Anang Hermansyah, tetapi juga sebagai figur ibu yang penuh kasih, pekerja keras, dan penuh pengorbanan untuk anak-anaknya.
Suasana haru menyelimuti kediaman duka di Jember, Jawa Timur. Anang Hermansyah mengungkapkan rasa kehilangan yang begitu dalam atas kepergian ibunda tercinta.
Anang mengenang bagaimana peran besar ibunya dalam hidupnya, bahkan pada masa-masa sulit. Anang bercerita, sejak kecil, Bunda Iffet tidak pernah lelah berjuang demi kebahagiaan dan pendidikan anak-anaknya, meski harus berhadapan dengan kehidupan serba kekurangan.
“Ibu benar-benar luar biasa. Saya dikasih tempat tidur di tengah lantai, enggak pernah lelah ngurusin anak-anak,” ujar Anang Hermansyah, mengingat perjuangan Bunda Iffet membesarkan dirinya.
Bagi Anang, momen-momen ini tak hanya sebatas kenangan, melainkan menjadi inspirasi hidup yang tak ternilai harganya. “Alhamdulillah, saya bisa melihat ibu berjuang tiap hari buat anak-anaknya. Semua beliau lakukan sendiri dengan tangan beliau sendiri,” tuturnya lagi.
Bantuan dan perhatian Bunda Iffet pun tidak pernah surut, bahkan ketika usia sudah menginjak senja. Ia masih tetap menjadi poros keluarga yang mampu menjadi panutan serta memberi nasihat kepada anak, cucu, hingga menantu.
Selain itu, detik-detik terakhir Bunda Iffet pun menyiratkan ketegaran serta kasih sayang tulus seorang ibu. Bunda Iffet bahkan sempat menyiapkan sesuatu yang sangat berarti untuk keluarga menjelang pemakamannya.
Ia disebut sempat meminta dibuatkan seragam kaus khusus untuk keluarga. Hal ini diungkapkan oleh cucu Bunda Iffet, Loly Hermansyah. “Almarhumah sempat minta kaus seragam buat keluarga dipersiapkan. Kata Bunda biar kalau ada apa-apa, keluarga pakai ini bareng-bareng,” ujarnya.
Persiapan detail yang dilakukan Bunda Iffet ini tidak hanya menunjukkan perhatian, tetapi juga menandakan bagaimana ia selalu berpikir soal kebersamaan meski sudah di ambang peristirahatan terakhir. “Bunda selalu mengutamakan keluarga, bahkan dalam hal sekecil apa pun,” imbuh Loly.
Baca Juga: Gala Premier Jogja Film Pitch and Fund, Merayakan Sinema yang Berakar di Yogyakarta
Menurut keterangan keluarga, Bunda Iffet memiliki firasat akan kepergiannya. Selama beberapa hari sebelum meninggal, ia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, berkumpul dengan keluarga, dan mengingatkan semua untuk selalu menjaga kebersamaan.
“Beliau memang sempat bicara supaya semua tetap rukun dan saling mendukung,” ungkap Anang Hermansyah.
Jenazah Bunda Iffet kemudian dimakamkan dengan diiringi tangis haru keluarga dan kerabat dekat. Kehadiran para musisi serta sahabat-sahabat Anang Hermansyah juga menjadi bukti cinta dan penghormatan atas sosok mendiang.
Anang Hermansyah menutup kenangannya dengan ungkapan syukur sekaligus permohonan doa bagi ibunda tercinta. “Mohon doakan Bunda Iffet supaya amal beliau diterima dan segala dosa diampuni Allah SWT,” pungkas Anang.
Kepergian Bunda Iffet memang menjadi duka, namun warisan nilai-nilai kebaikan serta keteladanan yang ditinggalkannya akan selalu hidup dalam sanubari keluarga dan orang-orang yang mengenal beliau.