Gennaro Gattuso. (Foto: ist)
Matamata.com - Gennaro Gattuso, mantan gelandang tangguh timnas Italia yang dikenal dengan julukan “Si Badak”, kini kembali membawa bendera Gli Azzurri. Hampir dua dekade setelah mengangkat trofi Piala Dunia 2006, Gattuso dipercaya menukangi tim nasional sebagai pelatih kepala.
Sosok yang dulu dikenal dengan determinasi dan semangat juangnya di lapangan, kini mengemban tugas baru: membangkitkan semangat juang timnas Italia yang tengah limbung usai gagal lolos otomatis ke Piala Dunia dan tersingkir lebih awal di beberapa kompetisi besar.
Penunjukan Gattuso diumumkan FIGC pada Minggu (15/6), tanpa rincian kontrak, namun dengan mandat yang jelas: mengembalikan martabat sepak bola negeri para maestro.
Perjalanan dari Lapangan ke Pinggir Lapangan
Karier Gattuso sebagai pelatih tak dibangun instan. Sejak pensiun pada 2013, ia mengawalinya dari level bawah—melatih tim Swiss Sion, kemudian OFI Crete di Yunani, dan membawa Pisa promosi ke Serie B di tengah keterbatasan anggaran. Namanya kembali mencuat saat melatih AC Milan dan sukses memperbaiki atmosfer tim, meski tanpa gelar.
Puncak kariernya sejauh ini datang bersama Napoli, ketika ia mempersembahkan gelar Coppa Italia 2020. Menariknya, Gattuso kini menampilkan gaya kepelatihan yang jauh lebih taktis dibanding gaya bermainnya dulu: mengedepankan penguasaan bola, tekanan tinggi, dan permainan kolektif.
Misi Menghidupkan Kembali Nyawa Azzurri
Italia saat ini berada di persimpangan jalan. Setelah kegagalan di Piala Dunia 2018 dan hasil mengecewakan di babak kualifikasi terakhir, Azzurri membutuhkan lebih dari sekadar pelatih. Mereka butuh pemimpin yang bisa menyalakan kembali kebanggaan nasional.
Gattuso dianggap sosok yang tepat. Ia tidak hanya membawa pengalaman dan semangat, tapi juga pendekatan modern yang matang secara strategi. FIGC pun memberinya kepercayaan penuh untuk memimpin regenerasi skuad yang berisi pemain muda potensial seperti Gianluca Scamacca, Nicolo Fagioli, Sandro Tonali, hingga kiper Gianluigi Donnarumma.
Lebih dari Sekadar Taktik
Baca Juga: Pemerintah Siapkan Langkah Implementasi Pendidikan Gratis dari SD hingga SMA Usai Putusan MK
Dalam era sepak bola yang semakin dikuasai angka dan algoritma, Gattuso hadir sebagai sosok yang mengedepankan emosi, harga diri, dan semangat juang. Ia percaya bahwa sepak bola bukan hanya soal strategi, tapi juga soal identitas.
Ia bukan lagi "Si Badak" di lini tengah, tapi kini menjadi arsitek yang ingin membangun kembali fondasi kejayaan Italia. Bagi Gattuso, ini bukan sekadar pekerjaan. Ini adalah misinya. Karena bagi dirinya, sepak bola adalah hidup. (Antara)