Perajin Asal Serang Olah Limbah Kayu Jadi Miniatur Bernilai Ekonomis

Seorang perajin asal Desa Kadikaran, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten, berhasil mengolah limbah kayu menjadi kerajinan miniatur bernilai ekonomis tinggi.

Elara | MataMata.com
Senin, 09 Juni 2025 | 16:15 WIB
Dua orang perajin sedang menyelesaikan produksi di Serang, Banten, Senin (9/6/2025). (ANTARA/Desi Purnama Sari)

Dua orang perajin sedang menyelesaikan produksi di Serang, Banten, Senin (9/6/2025). (ANTARA/Desi Purnama Sari)

Matamata.com - Seorang perajin asal Desa Kadikaran, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten, berhasil mengolah limbah kayu menjadi kerajinan miniatur bernilai ekonomis tinggi.

Suherman (40), yang memulai usahanya sejak 2016, mengembangkan industri kreatif berbasis limbah kayu melalui rumah produksi Cipta Handycraft Innovation Product (CHIP).

"Inspirasi pembuatan kerajinan ini dari apa yang saya lihat di lingkungan sekitar. Awalnya saya buat produk furnitur tapi ternyata peluangnya tidak begitu besar. Akhirnya saya coba membuat kerajinan tangan dari limbah kayu ini," kata Suherman, Senin (9/6).

Berbagai miniatur ikonik berhasil diproduksi, mulai dari Masjid Taj Mahal (India), Menara Pagoda (China), hingga Leuit khas masyarakat adat Badui.

Limbah kayu yang digunakan, seperti kayu jati Belanda sisa pabrik dari wilayah Kragilan hingga Cikande, juga diubah menjadi miniatur Menara Masjid Agung Banten, Perahu Pinisi, dan ikon Titik Nol Banten.

Kerajinan tersebut dikerjakan secara teliti dan detail, melibatkan 15 karyawan dari warga sekitar. Dalam satu bulan, CHIP mampu memproduksi sekitar 200 buah miniatur dengan harga berkisar Rp200 ribu hingga Rp2 juta per unit, tergantung pada tingkat kerumitan.

Pasarnya pun menjangkau luar negeri. "Kita dapat pesanan dari beberapa negara, seperti India, Arab Saudi. Barangnya dipasarkan di sana. Dan saat ini kita juga masih proses pembuatan Masjid Nabawi Madinah," ujarnya.

Pemasaran dilakukan secara offline maupun online, termasuk melalui sejumlah marketplace dan media sosial. Menurut Suherman, pendapatan bulanan dari penjualan kerajinan ini berkisar antara Rp20 juta hingga Rp50 juta.

Ia menambahkan, pada masa pandemi usahanya tetap berjalan karena mengandalkan penjualan daring, bahkan sempat menerima pesanan dari beberapa kementerian untuk kebutuhan suvenir.

Usaha yang berawal dari pemanfaatan limbah ini kini berkembang menjadi peluang ekonomi kreatif yang mampu menembus pasar ekspor dan memberikan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. (Antara)

Baca Juga: Situs Resmi DPRD Sulteng Diretas, Tampilkan Promosi Judi Online

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Aparat gabungan di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mengamankan sebanyak 451 bungkus rokok ilegal dalam operasi penertiban...

news | 19:50 WIB

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Wa Ode Herlina menilai, keterlibatan Generasi Z dengan gagasan kreatif dan berpikir di...

news | 18:00 WIB

Kementerian Keuangan mencatat realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga 30 November 2025 mencapai Rp444,9 tr...

news | 17:00 WIB

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyerukan keterlibatan aktif perempuan sebagai kekuatan utama dalam up...

news | 16:00 WIB

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah menyalurkan subsidi dan kompensasi dengan total nilai mencapai Rp345,1 tri...

news | 15:00 WIB

Pemerintah China membantah tudingan telah memasok persenjataan kepada Kamboja terkait bentrokan perbatasan terbaru denga...

news | 13:00 WIB

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan kesiapan Jawa Timur menjadi motor utama dalam pencapaian swasemb...

news | 12:00 WIB

Presiden Prabowo Subianto menargetkan pembangunan hunian sementara (huntara) bagi warga terdampak bencana di Desa Salare...

news | 11:16 WIB

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan bahwa penurunan signifikan transaksi judi daring men...

news | 08:15 WIB

Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyatakan Jalan KKA yang menghubungkan Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bener M...

news | 07:00 WIB