Rangga & Cinta: Nostalgia AADC yang Menyulut Refleksi Zaman

Riri Riza menegaskan bahwa film ini bukan sekadar hiburan, melainkan juga cerminan zaman yang penuh gejolak.

Yohanes Endra | MataMata.com
Selasa, 07 Oktober 2025 | 20:59 WIB
Rangga dan Cinta. [Instagram/filmranggacinta]

Rangga dan Cinta. [Instagram/filmranggacinta]

Matamata.com - Film drama musikal Rangga & Cinta yang dibintangi El Putra Sirira dan Leya Princy sukses menghidupkan kembali memori manis dari film legendaris Ada Apa dengan Cinta? (AADC) yang sempat mengguncang layar lebar pada 2002 silam.

Namun, bukan cuma soal nostalgia. Film ini juga menyuguhkan potret sosial yang tajam. Dengan latar waktu yang merujuk pada era AADC, yakni 23 tahun lalu, Rangga & Cinta menyiratkan bahwa ketegangan sosial-politik pasca-reformasi 1998 ternyata belum benar-benar usai.

Sutradara Riri Riza pun menegaskan bahwa film ini bukan sekadar hiburan, melainkan juga cerminan zaman yang penuh gejolak.

"Film akan menarik ketika mengingatkan kita bagaimana 23 tahun lalu, tapi rasa-rasanya masih ada sekarang," ujar Riri Riza dalam media gathering di Jogja City XXI, Senin (6/10/2025).

Film Sebagai Medium Edukasi Gen Z

Bagi Riri, Rangga & Cinta punya misi edukatif yang penting, terutama bagi para pemainnya yang berasal dari generasi Z. Ia percaya bahwa film bisa menjadi jembatan paling efektif untuk memahami sejarah yang kompleks.

"Saya rasa El, Leya dan lain-lain belajar tentang sejarah tahun 2000-an dengan membaca buku itu pasti agak kompleks," katanya.

Menurut Riri, lewat proses bermain peran, para aktor bisa menyerap nuansa zaman dengan lebih cepat dan mendalam.

"Tapi dengan menonton film, apalagi sekarang mereka main di film itu sendiri, mereka bisa belajar dengan cepat. Film itu punya fungsi-fungsi begitu seharusnya," lanjutnya.

Leya Princy dan Perjalanan Menjadi Cinta

Baca Juga: Menhan Sjafrie: Awak Media Kini Dapat Layanan Kesehatan Gratis di RSPPN

Leya Princy, yang dipercaya memerankan karakter ikonik Cinta, membuktikan sendiri bagaimana film bisa menjadi mesin waktu.

"Pastinya untuk mendalami karakter Cinta ini ya aku harus masuk ke dalam zaman itu," jelas Leya.

Bagi Leya, proses mendalami karakter bukan sekadar membaca naskah, tapi juga menggali cerita dari generasi sebelumnya.

"Aku tanya bunda, ayah, Mas Riri, Mbak Mira yang pernah ada di zaman itu. Mencoba membayangkan, berkhayal how to be beautiful in their world, kembali lagi ke masa SMA waktu itu," jelasnya.

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Patgulipat bercerita tentang keraguan dan kebimbangan hati ketika dihadapkan pada dua pilihan cinta namun tidak mampu me...

life | 16:47 WIB

Lima hotel berikut merupakan pilihan terbaik bagi Anda yang ingin menikmati liburan di Singapura dengan pengalaman mengi...

life | 18:07 WIB

39 kuda raih posisi podium, menangkan total hadiah Rp425 juta....

life | 13:34 WIB

Baskara Putra mengajak penonton mengirim doa untuk Palestina ketika akan membawakan lagu "Berita Kehilangan"....

life | 22:04 WIB

Adrian Khalif berhasil memukau penonton CRSL Land Festival....

life | 21:43 WIB

IHR Cup 2025 pertandingkan 13 kelas, perebutkan total hadiah Rp425 juta....

life | 15:28 WIB

Didik Nini Thowok mengaku bahwa mantra yang diucapkannya saat syuting merupakan mantra asli....

life | 18:06 WIB

Film Perempuan Pembawa Sial menjawab antusiasme publik yang luar biasa dengan menggebrak 263 layar di hari pertama penay...

life | 15:16 WIB

Perempuan Pembawa Sial menyajikan kisah Mirah (Raihaanun), seorang wanita yang hidupnya dikelilingi kemalangan....

life | 17:04 WIB

Didik Nini Thowok mencuri perhatian lewat keterlibatannya dalam film Perempuan Pembawa Sial....

life | 14:02 WIB