Shalat Idul Adha di Negeri Ibnu Khaldun. (Foto: Antara)
Matamata.com - Suasana perayaan Idul Adha di Tunisia berlangsung meriah, baik sebelum maupun saat hari puncak, berbeda dengan perayaan Idul Fitri yang cenderung lebih sederhana di negara tersebut.
Pada Jumat (6/6), sejumlah warga negara Indonesia (WNI) di Tunisia melaksanakan salat Idul Adha di Jami’ Zaitunah dan Wisma KBRI Tunisia. Wisma KBRI menjadi pusat berkumpulnya para WNI untuk menikmati kuliner khas Nusantara dan mempererat tali silaturahmi guna mengobati rasa rindu terhadap kampung halaman.
Perbedaan budaya antara Indonesia dan Tunisia dalam merayakan Idul Adha sangat terlihat. Di Tunisia, masyarakat setempat menyambut Idul Adha dengan penuh semarak, bahkan sejak beberapa hari sebelumnya.
Kontras dengan di Indonesia, di mana perayaan lebih besar biasanya terjadi saat Idul Fitri yang identik dengan tradisi mudik dan berkumpul bersama keluarga besar.
Menyambut Idul Adha, masyarakat Tunisia menggelar berbagai kegiatan seperti konser bernuansa Islami dan pertunjukan budaya tradisional, yang bertujuan menciptakan suasana ketenangan dan kenyamanan bagi para hadirin.
Selain itu, digelar pula lomba tilawatil Quran yang terbuka bagi seluruh peserta tanpa memandang kewarganegaraan. Mahasiswa Indonesia secara rutin turut berpartisipasi dalam ajang ini.
Dua tahun lalu, seorang mahasiswa Indonesia berhasil meraih juara dalam lomba tersebut dan mendapat apresiasi dari masyarakat lokal maupun komunitas internasional di Tunisia. Kegiatan ini marak diadakan di berbagai kota, termasuk Kairouan, dan selalu mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat.
KBRI Tunisia secara rutin menyelenggarakan open house setiap Idul Fitri dan Idul Adha, mengundang WNI untuk melaksanakan salat Idul dan menjalin kebersamaan. Kepedulian ini mendapat perhatian karena tidak semua kedutaan besar di Tunisia menyediakan fasilitas serupa bagi warga Muslimnya.