Shalat Idul Adha di Negeri Ibnu Khaldun. (Foto: Antara)
Pada Idul Adha tahun ini, KBRI menggelar serangkaian kegiatan mulai dari laporan ketua pelaksana, sambutan Duta Besar RI untuk Tunisia, salat Idul Adha, hingga tausiah.
Duta Besar RI, Zuhairi Misrawi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa makna Idul Adha tidak hanya terletak pada simbol sejarah antara Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, tetapi juga pada nilai-nilai pengorbanan dan keikhlasan yang perlu diteladani.
"Seharusnya nilai tersebut yang diamalkan dan diingat ketika perayaan Idul Adha ini," ujarnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan santap bersama kuliner Nusantara yang menjadi ajang silaturahmi dan berbagi cerita di antara sesama WNI.
Pada malam harinya, KBRI kembali mengundang WNI untuk berkumpul, menikmati sajian sate, dan mempererat kebersamaan. Rutinitas ini menjadi bagian dari upaya KBRI untuk memperkuat ikatan komunitas Indonesia di Tunisia.
Sementara itu, Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Tunisia menerima bantuan hewan kurban dari INH Community dan Universitas Az-Zaitunah. Tahun ini, WNI di Tunisia berkurban satu ekor sapi dan empat ekor kambing yang dikelola oleh PPI. Seluruh daging kurban didistribusikan kepada WNI yang tinggal di Tunisia.
Pemotongan hewan dilakukan oleh mahasiswa Indonesia yang memiliki keahlian, serta melibatkan mahasiswa lain untuk belajar dan memahami proses penyembelihan sesuai syariat.
Keunikan lain dari perayaan Idul Adha di Tunisia adalah cara penyimpanan dan penyembelihan hewan kurban. Tidak seperti di Indonesia yang terpusat di masjid atau lingkungan warga, masyarakat Tunisia biasanya menyimpan hewan kurban di rumah masing-masing dan menyembelihnya secara pribadi.