Lia Ladysta Terserat dalam Kasus Hoax Video Syur Syahrini?

Matamata.com - Syahrini akan menyapu habis semua orang yang selama ini menyebarkan fitnah dan melakukan ujaran kebencian terhadap dirinya. 

Salah satunya, Syahrini juga akan meneruskan laporannya terhadap pedangdut Lia Ladysta pada Maret 2019 terkait kasus pencemaran nama baik. Selasa (2/6/2020) kemarin, adik Syahrini, Aisyahrani, diperiksa atas laporan tersebut.

Kepada Matamata.com, manajer Syahrini, Reindhy mengatakan, pihaknya memang tengah fokus menguak jaringan yang terus menyebar fitnah.

"Kami ingin menyusuri berbagai kaitan jaringan yang terus menyebar fitnah dan ujaran kebencian kepada artis kami," kata Reindhy dihubungu ,Rabu, (3/6/2020).

Perbesar

Reindhy menjelaskan, laporan terhadap Lia memang sempat jalan di tempat. Sebab, Syahrini kala itu tengah fokus jalani pernikahan yang baru dibina bersama Reino Barack.

"Laporan sempat tertunda karena artis kami kemarin-kamarin lebih fokus mengurus suami," ujar Reindhy.

Menurut Reindhy, bukan tak mungkin, fitnah yang dilakukan Lia berkaitan dengan jaringan penyebar hoaks video syur Syahrini. Yang jelas, dia menyerahkan penuh pada pihak kepolisian.

Perbesar

"Pernyataan terlapor menjadi bahan fitnah di sosmed. Kami sedang telusuri penyebarnya," katanya.

Reindhy juga menilai kasus pencemaran nama baik terhadap Syahrini dimulai dari Lia.

"Bukti pernyataan terlapor sudah ada di kepolisian. Kita lihat perkembangannya," ujar dia.

Baca Juga: VIDEO Aisyahrani Laporkan Pedangdut Diduga Fitnah Syahrini

Sebagai informasi, Lia dilaporkan gara-gara ucapannya di acara Pagi Pagi Pasti Happy edisi 14 Maret 2019. Lewat ucapannya kala itu, Syahrini merasa difitnah pernah memiliki hubungan spesial dengan pengusaha asal Kalimantan yang biasa dipanggil "Pak Haji".

Perbesar

Laporan Syahrini terdaftar dalam nomor laporan LP/1690/III/2019/PMJ/DIT RESKRIMSUS tanggal 19 Maret 2019.

Seperti diketahui, Syahrini baru-baru ini jadi korban hoaks video syur. MS, penyebar hoaks tersebut telah ditangkap polisi di Kediri, Jawa Timur pada 19 Mei lalu. (Herwanto)