Dinar Candy dan Anya Geraldine. (Instagram)
Matamata.com - Berbagai cara dan bentuk protes dilakukan oleh para demonstran untuk menolak UU Cipta Kerja yang baru disahkan DPR itu.
Seperti spanduk unik yang dibuat oleh para demonstran.
Artis-artis cantik seperti Dinar Candy dan Anya Geraldine sering sekali dibawa-bawa namanya. Termasuk saat ini. Mereka menyindir DPR dengan menyebut-nyebut kedua artis yang punya imej seksi itu.
Berikut beberapa spanduk unik dari para demonstran. Mulai dari Kancut Dinar Candy hingga Sahkan Anya Geraldine.
1. Kancut Dinar Candy
Sebuah spanduk sindiran tertempel di sebuah jembatan layang di daerah Pasar Rebo Jakarta Timur bertuliskan kata-kata tak lazim untuk protes. "Kancut Dinar Candi atau Indonesia".
Ini pun paling banyak di posting netizen dan memention akun Instagram Dinar Candy. Si artis juga merepost-nya.
2. Terinspirasi Dinar Candy
Seorang lelaki menempelkan Kancut (celana dalam) di spanduk dengan sindiran pedas ke DPR. "Ku Lelang Kancutku Tuk Beli Jabatanmu".
Sepertinya dia terinspirasi Dinar Candy yang berhasil menjual celana dalam bekas miliknya seharga Rp 50 juta.
3. Mau sama Dinar Candy
Baca Juga: Anya Geraldine Pernah Kabur dari Rumah, Nggak Punya Duit, Numpang Makan
Berbagai sindiran itu juga direpost oleh Dinar Candy di akun instagramnya, salah satunya yang minta disahkan. "Bapak sahkan saja saya dengan DINAR CANDY jangan RUU-nya".
Dinar Candy pun merepost postingan tersebut dan menjawab, "yaudah sini lah."
4. Anya Geraldine disebut-sebut
Tak hanya Dinar Candy, spanduk-spanduk soal Anya Geraldine tak ketinggalan. "Ada yang Sudah Sah Tapi Bukan Aku & Anya".
Pasti selalu saja ada pendemo yang sebut-sebut nama Anya Geraldine dari demo ke demo.
5. Butuh Anya bukan DPR
Demonstran mengaku hanya butuh Anya Geraldine, tak butuh DPR. "Gak butuh DPR Cuma Butuh Anya".
Biasa aja nih pendemo sindirannya. Masalahnya Anya mau nggak sama kamu.
6. Sayang Anya
Pendemo lebih sayang ke Anya nih kayaknya daripada wakil rakyat. "AKU BENCI DPR AKU SAYANG ANYA".
Diketahui, aksi demo tolak UU Cipta Kerja diberbagai daerah yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa dan pekerja berakhir rusuh. Beberapa oknum juga merusak fasilitas umum seperti halte dan pos lainnya.