10 Perjalanan Karir Tukul Arwana, Pernah Jadi Supir Angkot dan Pribadi

Matamata.com - Tukur Arwana saat ini tengah menjalani fisioterapi usai dilarikan ke rumah sakit karena pendarahan otak.

Kabar sakitnya Tukul ini pertama kali disiarkan pada September tahun lalu. Setelah itu potretnya saat sakit tak pernah terekspos. Baru beberapa waktu lalu putranya, Egha Prayudi mengabarkan kondisi terbaru ayahnya. Saat ini presenter yang semula bekerja sebagai supir ini tengah menjalani fisioterapi.

Banyak netizen yang mendoakan agar presenter satu ini bisa segera sehat dan pulih lagi seperti sedia kala. Rekan sesama artis juga merasa prihatin dan sedih dengan kondisinya tersebut.

Kendati kondisinya belum pulih, Tukul dengan telaten mengikuti semua proses pengobatan agar bisa sembuh.

Tukul dikenal sebagai seorang pekerja keras. Sebelum terkenal dia sempat menjadi seorang supir. Dia pun sempat hidup meggelandang di Jakarta tanpa ada tempat tinggal yang tetap.

Berikut ini adalah ringkasan perjalanan karier Tukul Arwana dari seorang supir hingga jadi presenter kondang tanah air.

1. Melawak Sejak SD

Tukul Arwana yang memiliki nama asli Riyanto rupanya sudah menunjukkan bakat melawak sejak SD. Setelah terkenal ia mengganti namanya menjadi Tukul Riyanto. Sejak kecil, Tukul telah mengikuti berbagai lomba melawak di berbagai tingkat. Mulai dari kota madya Semarang hingga nasional.

2. Bekerja Sejak SMP

Karena kondisi keuangan keluarganya tidak mencukupi, Tukul dijadikan anak angkat oleh tetangganya, Suwandi. Ketika duduk di bangku kelas 3 SMP, ia sudah mulai bekerja untuk menambah penghasilan.

3. Sopir Angkutan Umum

Selepas lulus SMA berbagai profesi dijalani olehnya. Bahkan Tukul yang usianya masih belum dewasa itu sempat bekerja sebagai sopir. Ia pernah jadi sopir angkutan umum dan juga sopir truk. Perjuangan hidupnya yang berat ini ia jalani sejak usia muda.

4. Merantau ke Jakarta

Pada tahun 1992, Tukul Arwana memberanikan diri merantau ke Ibukota, Jakarta. Tukul bekerja sebagai sopir pribadi. Setelah tiga tahun bekerja sebagai sopir pribadi, Tukul bertemu dengan Susiana yang kemudian menjadi istrinya.

5. Bekerja di Radio

Setelah menikah, jalan rezeki Tukul sepertinya semakin lancar. Ia berkesempatan bekerja di Radio Humor SK. Dari sini karier melawaknya kian terasah. Di sini pula ia bertemu dengan grup lawak yang bekerja di radio ini seperti, Bagito, Patrio dan Ulfa Dwiyanti.

6. Bintang Video Klip

Karier Tukul Arwana sebagai pelawak kian mantap. Momentumnya adalah saat dirinya menjadi model video klip lagu Joshua Suherman. Lagu berjudul Air yang rilis tahun 1997 ini membuat publik mengenal sosok Tukul Arwana. Sejak saat itu, berbagai tawaran acara televisi berdatangan padanya.

7. Empat Mata

Sayap karier Tukul Arwana kian lebar saat ia dipilih menjadi pembawa acara talk show populer berjudul Empat Mata. Ia yang didampingi oleh Vega Darwanti sebagai co-host itu sukses membawa Empat Mata jadi talk show paling populer pada masanya. Jargon andalan Tukul saat itu adalah Kembali ke Leptop. Padahal waktu itu, Leptop masih belum populer. Hal ini menjadi ciri khas program yang dibawakan olehnya.

8. Bintang Iklan

Ketenaran Tukul sebagai presenter membuka pintu rezeki lainnya. Ia banyak dilirik untuk jadi bintang iklan dari berbagai produk. Wajahnya pun semakin sering tampil di layar kaca. Tak hanya sebagai presenter tapi juga sebagai bintang iklan.

9. Akting

Kariernya semakin mantap di dunia hiburan, Tukul pun menjajal dunia akting. Ia menjadi salah satu pemeran dalam film layar lebar seperti Otomatis Romantis dan juga Cinlok.

10. Bisnis

Menjadi presenter kondang, rupanya Tukul pandai mengelola penghasilannya itu. Ia mampu menata keuangannya dengan baik. Hal ini terbukti dari bisnis miliknya yang dirintisnya dengan uang hasil kerja kerasnya di dunia entertainment.

Beberapa bisnis yang dimiliki Tukul antara lain rumah kontrakan, kos-kosan, hingga restoran bakso. Bisnis Tukul Arwana ini sukses dan menambah pundi-pundi kekayaan Tukul.

Demikian perjalanan singkat Tukul Arwana. Semoga menginspirasi kita untuk selalu bekerja keras dalam mengejar cita-cita.